Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB Kutuk Serangan Terhadap Konvoi Diplomat Turkiye di Sudan

kurnia - Selasa, 9 Mei 2023 - 14:08 WIB

Selasa, 9 Mei 2023 - 14:08 WIB

1 Views ㅤ

New York, MINA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (8/5), mengutuk serangan terhadap konvoi diplomat Turkiye di ibu kota Sudan, Khartoum pada akhir pekan.

Selama sepekan, negara itu yang dilanda konflik pertempuran antara tentara nasional Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF).

“Kami mengutuk semua serangan terhadap personel diplomat, termasuk yang terjadi pada konvoi diplomat Turkiye pada akhir pekan,” kata Wakil Juru bicara PBB Farhan Haq kepada Anadolu.

“Semua serangan semacam itu harus diselidiki secara menyeluruh.”

Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant

Kendaraan dinas Duta Besar Turkiye untuk Sudan Ismail Cobanoglu terkena tembakan di Khartoum pada Sabtu (6/5) lalu, menurut sumber diplomat Turkiye.

Tidak ada korban yang dilaporkan dan sumber tembakan belum jelas dari mana asalnya. Tentara Sudan yang bertikai dan paramiliter RSF saling menyalahkan atas serangan itu.

Sejak 15 April, lebih dari 550 orang telah tewas dan ribuan lainnya luka-luka dalam pertempuran antara dua jenderal yang bersaing – panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan komandan RSF Mohammed Hamdan “Hemedti” Dagalo.

Ketidaksepakatan telah muncul dalam beberapa bulan terakhir antara kedua belah pihak mengenai integrasi RSF ke dalam angkatan bersenjata merupakan syarat utama dari perjanjian transisi Sudan dengan kelompok-kelompok politik.

Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas

Sudan tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi sejak musim gugur 2021, ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan mengumumkan keadaan darurat dalam sebuah langkah yang dikecam oleh kekuatan politik sebagai “kudeta”.

Masa transisi, yang dimulai pada Agustus 2019 setelah penggulingan Presiden Omar al-Bashir, dijadwalkan berakhir dengan pemilu pada awal 2024. (T/R4/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Feature
Afrika
Afrika
Indonesia