New York, 10 Rabi’ul Awal 1438/ 10 Desember 2016 (MINA) – Pengamat Tetap Palestina di PBB, Riyad Mansour, menyambut hangat keputusan Majelis Umum PBB, dengan rancangan “Bantuan untuk rakyat Palestina”, dengan agenda lima tahun ke depan 2017-2022 .
Majlis juga mendesak negara-negara anggota, lembaga keuangan internasional dan organisasi regional untuk memberikan bantuan ekonomi bagi Palestina. Demikian diberitakan WAM News yang dikutip MINA, Sabtu.
Majlis menekankan peran semua instrumen pendanaan secara langsung membantu rakyat Palestina dan menyerukan donatur internasional untuk mempercepat pengiriman bantuan dengan berjanji untuk membantu rakyat Palestina memenuhi kebutuhan mendesak mereka.
Majlis menekankan komitmennya pada Agenda Pembangunan Berkelanjutan, antara lain bahwa PBB akan meluncurkan rencana baru untuk lima tahun ke depan mencakup 2017-2022.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Pemerintah Palestina telah menyiapkan aparaturnya nasional untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan upaya-upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam konsultasi skala luas dengan masyarakat sipil dan sektor swasta.
Selama pertemuan panjang Majlis Umum PBB, pembicara berbagi pengalaman dalam memberikan dan menerima bantuan serta mendesak para donatur untuk terus arus bantuan untuk rakyat Palestina.
Riyad Mansour, Tetap Pengamat Negara Palestina, mengatakan rencana pembangunan Palestina harus dibentuk sesuai dengan Agenda 2030. Menyerukan negara-negara anggota untuk bekerja bersama mendukung upaya pembangunan Palestina.
“Warga Palestina bertekad untuk mengatasi semua rintangan dan mengelola suatu Negara modern dengan efisiensi yang besar, kata Pengamat Tetap Palestina di PBB.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Dia mengatakan ekonomi Palestina telah menderita puluhan tahun akibat pendudukan Israel, dengan kurangnya kontrol atas moneter dan fiskal atas kebijakan mereka, dua komponen utama ekonomi yang sehat.
Dia mengatakan kerugian ekonomi bagi rakyat Palestina terus berlangsung, dengan segala sesuatu yang dibayar untuk rakyat Palestina menjadi “hanya tagihan pendudukan”.
Mengakses sumber daya akan memungkinkan Palestina untuk membangun ekonomi yang kuat, sehingga tidak lagi tergantung pada bantuan internasional, katanya.
Mansour menekankan perlunya membedakan antara operasi penyelamatan dan pengembangan. Tujuannya tidak hanya untuk tetap hidup, katanya, menyambut upaya donatur dan mitra yang telah memberikan bantuan kepada rakyat Palestina.(T/anj/P2)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan