Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB: Lebih 1.600 Migran dan Pengungsi Meninggal di Laut Mediterania Tahun Ini

Rudi Hendrik - Senin, 3 September 2018 - 20:55 WIB

Senin, 3 September 2018 - 20:55 WIB

3 Views

Ilustrasi: migran menyeberang ke Eropa dengan perahu karet. (Foto: dok. Nahar Net)

Jenewa, MINA – Lebih dari 1.600 orang migran dan pengungsi meninggal atau hilang di Laut Mediterania, ketika mereka berusaha mencapai Eropa sepanjang tahun 2018 ini.

Angka tersebut berdasarkan laporan Unperate Journeys UNCHR yang dirilis pada Senin (3/9), demikian Al Jazeera melaporkan.

Laporan itu mengungkapkan bahwa jumlah migran yang menyerang telah menurun pesat di tahun ini, tetapi jumlah kematian justru meningkat berdasarkan persentase jumlah kedatangan, pelayaran yang dilakukan lebih mematikan.

Menurut laporan itu, penyelundup manusia telah mengambil risiko besar dalam perjalanan karena meningkatnya pengawasan.

Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel

Tahun lalu, sebanyak 2.276 orang meninggal ketika mencoba menyeberang dari daratan Afrika menuju Eropa, jadi rata-rara  satu kematian untuk setiap 42 kedatangan.

Tahun ini, ada 1.095 kematian, atau satu dari setiap 18 kedatangan. Pada bulan Juni saja, proporsinya mencapai satu kematian untuk setiap tujuh kedatangan. Sementara itu ada sekitar 500 orang hilang.

“Laporan ini sekali lagi menegaskan Mediterania sebagai salah satu penyeberangan laut paling mematikan di dunia,” kata Direktur Biiro UNHCR untuk Eropa, Pascale Moreau.

“Dengan jumlah orang yang tiba di pantai Eropa turun, ini bukan lagi ujian apakah Eropa dapat mengelola angka-angka, tetapi apakah Eropa dapat mengumpulkan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa,” tambahnya.

Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas

Orang yang bepergian ke Eropa terus terjadi dengan berbagai alasan.

Sebagian orang terus melarikan diri dari konflik bersenjata dan pelanggaran hak asasi manusia di negaranya, sementara yang lain mencari perlindungan internasional karena penganiayaan agama, etnis, politik atau dari berbagai bentuk kekerasan seksual atau berbasis gender. (T/RI-1/R01)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun  

Rekomendasi untuk Anda

Renungan Al Quran
Asia
Internasional
Eropa
Internasional