Sanaa, MINA – Lebih dari 11.000 anak telah terbunuh atau cacat dalam perang di Yaman, menurut sebuah laporan oleh UNICEF.
Rata-rata empat anak terluka setiap hari sejak pertempuran meningkat setelah intervensi yang dipimpin Saudi pada tahun 2015 dalam konflik tersebut.
Namun angkanya diperkirakan jauh lebih tinggi. UNICEF menggarisbawahi, hanya insiden yang diverifikasi oleh PBB yang tercatat, Middle East Monitor melaporkan, Senin (12/12).
“Ribuan anak telah kehilangan nyawa mereka, ratusan ribu lainnya tetap menghadapi risiko kematian akibat penyakit yang dapat dicegah atau kelaparan,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Russell berada di negara yang dilanda perang pekan lalu, di mana dia meluncurkan Aksi Kemanusiaan untuk Seruan Anak-Anak senilai $10,3 miliar dari UNICEF, yang bertujuan menyediakan layanan air, sanitasi, gizi, pendidikan, kesehatan dan perlindungan bagi anak-anak di seluruh dunia, yang terkena dampak konflik dan bencana.
Kepala badan tersebut juga meminta pihak yang bertikai memperbarui gencatan senjata yang ditengahi PBB, yang diumumkan pada April dan berakhir pada 2 Oktober tanpa kesepakatan untuk memperpanjangnya.
Sementara kedua belah pihak saling menyalahkan atas kegagalan gencatan senjata yang langgeng. Juru Bicara gerakan Houthi, Mohammed Abdul-Salam mengatakan perdamaian di Yaman tidak mungkin terjadi kecuali negara-negara penyerang meninggalkan mentalitas arogan mereka.
“Pembaruan gencatan senjata yang mendesak akan menjadi langkah pertama yang positif, yang akan memungkinkan akses kemanusiaan yang kritis,” kata Russell.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
“Pada akhirnya, hanya perdamaian berkelanjutan yang memungkinkan keluarga membangun kembali kehidupan mereka yang hancur dan mulai merencanakan masa depan,” tambahnya.
UNICEF memperkirakan 2,2 juta anak muda mengalami kekurangan gizi akut, termasuk hampir 540.000 balita yang menderita kekurangan gizi akut yang parah.
Digambarkan sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia oleh PBB, hampir tiga perempat penduduk Yaman dikatakan membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan.
UNICEF mencari hampir $484,5 juta untuk menanggapi krisis di Yaman selama tahun depan dan telah memperingatkan kurangnya pendanaan yang dapat diprediksi menempatkan kehidupan dan kesejahteraan anak-anak pada risiko lebih lanjut.(T/R7/P1)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA