Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB: Lebih dari 330 Juta Anak di Seluruh Dunia Hidup dalam Kemiskinan Ekstrem

Rana Setiawan - Ahad, 17 September 2023 - 02:26 WIB

Ahad, 17 September 2023 - 02:26 WIB

23 Views

Ilustrasi: Anak-anak Mali. (Foto: UNICEF)

New York, MINA – Satu dari setiap enam anak terpaksa bertahan hidup dengan pendapatan kurang dari USD2,15 atau Rp38.417,- per hari, menurut laporan baru dari Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dan Bank Dunia yang dirilis pada pekan ini.

Menurut laporan WAM dikutip MINA, Sabtu (16/9), temuan ini menunjukkan bahwa 333 juta anak di seluruh dunia hidup dalam kemiskinan ekstrem – penurunan sebesar hampir 50 juta dalam satu dekade terakhir.

Namun, penulis laporan tersebut mengatakan bahwa jutaan orang lainnya seharusnya bisa keluar dari kemiskinan ekstrem jika tidak terjadi gangguan terkait COVID-19 selama tiga tahun terakhir.

Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell mengatakan,a dampak pandemi serta konflik, perubahan iklim dan guncangan ekonomi, telah “menghambat kemajuan” dalam mengakhiri kemiskinan anak.

Baca Juga: Gubernur CBI: Dolar dan SWIFT Dihapus dari Perdagangan Iran-Rusia

Ia menyerukan upaya berlipat ganda untuk memastikan semua anak memiliki akses terhadap layanan penting, termasuk pendidikan, nutrisi, layanan kesehatan dan perlindungan sosial, sekaligus mengatasi akar penyebab kemiskinan ekstrem.

“Kita tidak bisa mengecewakan anak-anak ini sekarang,” katanya.

Laporan tersebut menunjukkan, secara global, anak-anak mencakup lebih dari 50 persen kelompok masyarakat sangat miskin, meskipun jumlah anak-anak hanya sepertiga dari populasi dunia.

Hampir 90 persen anak-anak yang terjebak dalam kemiskinan ekstrem tinggal di Afrika Sub-Sahara atau Asia Selatan.

Baca Juga: Ukraina Gempur Moskow dengan Drone

Afrika Sub-Sahara memiliki angka kemiskinan tertinggi, yaitu 40 persen pada tahun 2022, dan merupakan negara dengan jumlah anak-anak miskin ekstrem terbesar di dunia, yaitu lebih dari 71 persen – sebuah lompatan signifikan dari angka di bawah 55 persen pada 10 tahun yang lalu.

Para penulis mengatakan, pertumbuhan populasi yang cepat dan langkah-langkah perlindungan sosial yang “terbatas” berkontribusi terhadap peningkatan tajam ini.

Sementara itu, seluruh kawasan lain di dunia kecuali Timur Tengah dan Afrika Utara mengalami “penurunan yang stabil” dalam angka kemiskinan ekstrem.

Laporan tersebut memperingatkan, dengan tingkat penurunan yang ada saat ini, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem pada anak pada 2030, atau SDG 1, tidak akan tercapai. (T/R1/RS2)

Baca Juga: Operasi Kereta Api di Pakistan Dihentikan Usai 26 Orang Tewas Imbas Ledakan  

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Setelah Aksi Hooliganisme Israel, Belanda Justru Larang Protes pro-Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Palestina
Internasional
Palestina