Antalya, MINA – Koordinator Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Proses Perdamaian Timur Tengah dan Urusan Kemanusiaan dan Rekonstruksi di Gaza, Sigrid Kaag, memperingatkan bahwa lebih dari 60.000 anak di bawah usia lima tahun di Gaza menderita kekurangan gizi.
Berbicara pada Forum Diplomasi Antalya ke-4 di Turki selatan, Sabtu (12/4), Kaag mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang dikirimkan oleh PBB selama masa gencatan senjata telah berhasil menjangkau mereka yang membutuhkan.
Namun, ia mencatat bahwa aliran bantuan telah terhenti sejak pertengahan Maret, karena akses masuk tidak diizinkan sejak saat itu.
Kaag menekankan bahwa pekerja kemanusiaan juga menghadapi kekurangan peralatan yang sangat dibutuhkan untuk operasi mereka, dan persediaan bahan bakar yang dibutuhkan untuk menjalankan rumah sakit telah benar-benar habis.
Baca Juga: Delegasi Hamas ke Kairo Lanjutkan Pembicaraan Gencatan Senjata
Hal ini, lanjutnya, telah menyebabkan gangguan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan.
“Kami tahu bahwa lebih dari 60.000 anak di bawah usia lima tahun di Gaza menderita kekurangan gizi. Setiap angka dalam statistik ini mewakili satu orang, satu kehidupan, dan satu perjuangan untuk bertahan hidup,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa berdasarkan hukum internasional, Israel berkewajiban untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mendapatkan akses.
Kaag juga mengecam serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza, dengan menyatakan bahwa serangan tersebut tidak hanya memengaruhi warga sipil tetapi juga menimbulkan ancaman yang mengerikan bagi para pekerja kemanusiaan, yang sebagian besar adalah warga sipil Palestina. []
Baca Juga: Militer Israel Perintahkan Evakuasi Baru Gaza Tengah
Mi’raj News Agency (MINA)