New York, MINA – PBB menekankan pendiriannya, Selasa (13/8), yang tegas terhadap tindakan apa pun yang dapat mengubah status quo tempat-tempat suci saat ini, khususnya Masjid Al-Aqsa, di Yerusalem, Palestina, yang menjadi titik pergolakan dunia.
Ketika ditanya tentang Menteri Keamanan Nasional Israel, Ben-Gvir, yang mengupayakan revisi status quo, Wakil Juru Bicara, Farhan Haq, mengatakan kepada wartawan bahwa PBB “menentang segala upaya untuk mengubah status quo di tempat-tempat suci.”
“Masjid Al-Aqsa, seperti tempat-tempat suci lainnya di Yerusalem, harus dibiarkan sendiri dan harus dikontrol oleh otoritas keagamaan yang ada untuk tempat-tempat tersebut,” katanya.
Haq menggolongkan tindakan baru-baru ini sebagai “tidak membantu” dan “sangat provokatif”, menekankan bahwa perilaku tersebut dapat menyebabkan ketegangan lebih lanjut di wilayah yang sudah sensitif.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Sebelumnya pada hari Senin, sekitar 2.250 pemukim ilegal ekstrimis Yahudi Israel serta menteri sayap kanan Ben-Gvir, sesama Menteri partai Otzma Yehudit, Yitzhak Wasserlauf, dan anggota parlemen partai Likud, Amit Halevi, menyerbu kompleks Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki untuk memperingati Tisha B’Av, hari puasa tahunan orang Yahudi.
Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam. Orang-orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai Temple Mount, yang diyakini sebagai lokasi dua kuil Yahudi kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967. Pada tahun 1980, Israel mencaplok seluruh kota, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. []
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Mi’raj News Agency (MINA)