New York, MINA – PBB pada hari Senin (4/11) mengatakan, semua negara yang memasok senjata ke pihak-pihak yang berkonflik memiliki “tanggung jawab moral.”
“Dalam hal transfer senjata di mana pun di dunia, saya pikir negara-negara yang memasok senjata ke pihak-pihak yang berkonflik memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa senjata tersebut tidak digunakan untuk melanggar hukum internasional,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric, Anadolu melaporkan.
Ketika ditanya tentang reaksi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres terhadap surat bersama yang dipimpin oleh Türkiye di PBB bersama dengan 52 negara dan dua organisasi internasional yang menyerukan penghentian pasokan senjata ke Israel, Dujarric mengatakan: “Terserah negara-negara anggota untuk bertindak.”
Pada tanggal 1 November, Turkiye, bersama dengan 52 penanda tangan lainnya, telah mengirim surat bersama ke Dewan Keamanan PBB, yang menyerukan tindakan segera untuk menghentikan aliran senjata dan amunisi ke Israel.
Baca Juga: Pendeta Terkemuka Lebanon Minta DK PBB segera Hentikan Agresi Israel
Ketika ditanya tentang surat Israel kepada Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang tentang keputusannya untuk menarik diri dari perjanjian mengenai UNRWA, Dujarric menegaskan kembali bahwa posisi PBB “tidak berubah.”
Menekankan dukungan berkelanjutan Guterres terhadap pekerjaan “penting” UNRWA, Dujarric mengatakan “tidak ada alternatif selain UNRWA.”
Dujarric menegaskan bidang pekerjaan UNRWA bukan hanya kemanusiaan tetapi juga pendidikan dan perawatan kesehatan.
“Setiap kegagalan untuk memberikan dukungan yang diperlukan kepada penduduk (Palestina) akan menjadi tanggung jawab Israel,” katanya, menambahkan bahwa badan tersebut “terus beroperasi hingga saat ini.”
Baca Juga: Presiden Iran: Gencatan Senjata Gaza Dapat Pengaruhi Balasan terhadap Israel
Pada tanggal 28 Oktober, 92 anggota dari 120 anggota Knesset atau parlemen Israel memberikan suara mendukung larangan aktivitas UNRWA di wilayah Palestina yang diduduki, sebuah langkah yang dikecam secara luas di seluruh dunia, termasuk negara-negara Eropa dan Barat serta organisasi internasional.
Israel menuduh karyawan UNRWA terlibat dalam serangan Hamas tahun lalu, menyebut program pendidikan lembaga tersebut “mempromosikan terorisme dan kebencian.”
UNRWA, yang berkantor pusat di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, membantah tuduhan tersebut dan menegaskan pihaknya tetap netral, hanya berfokus pada dukungan bagi para pengungsi. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jelang Pemilu AS, Ribuan Aktivis Tuntut Diakhirinya Genosida di Gaza