ALEPPO-2.jpg" alt="Salah satu sudut kehancuran di kota Aleppo. (Foto: dok. Liragir.am)" width="600" height="400" /> Salah satu sudut kehancuran di Kota Aleppo. (Foto: dok. Liragir.am)
New York, 2 Jumadil Awwal 1437/10 Februari 2016 (MINA) – Ratusan ribu warga sipil Suriah di Kota Aleppo terancam terputus dari pasokan sembako di tengah kemungkinan adanya pengepungan oleh pasukan pemerintah Suriah.
PBB mengatakan, Selasa (9/2), kemajuan pemerintah menimbulkan kekhawatiran diblokirnya akses terakhir bagi warga sipil di bagian wilayah yang dikuasai oposisi di Aleppo yang berbatasan dengan Turki.
“Ini akan membuat 300.000 orang yang masih berada di kota, terputus dari bantuan kemanusiaan, kecuali akses bisa dinegosiasikan,” kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), demikian Al-Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Aleppo adalah kota terbesar di Suriah yang sebelum konflik ditempati oleh dua juta orang.
Baca Juga: Houthi Targetkan Pangkalan Udara Israel untuk Kedua Kalinya dalam 24 Jam
Pasukan pemerintah Suriah, yang didukung oleh serangan udara Rusia dan militan Hizbullah Lebanon, telah melancarkan serangan besar-besaran selama sepekan terakhir di pedesaan sekitar Aleppo yang selama bertahun-tahun kontrolnya terbagi dua antara oposisi dan pemerintah.
Penduduk Aleppo telah mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa mereka takut akan terjadinya pengepungan yang bisa berefek besar pada harga pangan dan bahan bakar di kota.
Zaid Muhammad, seorang relawan Kesh Malek, sebuah kelompok aktivis Suriah di distrik yang dikuasai oposisi di Aleppo mengatakan, serangan udara Rusia yang mendukung pasukan rezim telah “meneror” warga sipil setiap hari.
“Selama tujuh atau delapan jam sehari mereka (pesawat tempur) menyerang dari langit dan meneror orang-orang secara psikologis,” ujarnya.(T/P001/R05)
Baca Juga: Iran Nyatakan Masa Berkabung Nasional Pascaledakan di Pelabuhan Shahid Rajaei
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Genosida Israel Hancurkan Rumah Gaza dan Ledakan di Iran