Jenewa, MINA – Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan pada Rabu (3/5) tentang kemungkinan yang berkembang fenomena cuaca El Nino dalam beberapa bulan mendatang, memicu suhu global yang lebih tinggi dan kemungkinan rekor panas baru.
Organisasi Meteorologi Dunia PBB (WMO) mengatakan, saat ini diperkirakan ada 60 persen kemungkinan El Nino akan berkembang pada akhir Juli, dan 80 persen kemungkinan akan terjadi pada akhir September.
“Perkembangan El Nino kemungkinan besar akan menyebabkan lonjakan baru pemanasan global dan meningkatkan kemungkinan memecahkan rekor suhu,” kata Kepala WMO Petteri Taalas, seperti dikutip CNA.
El Nino merupakan pola iklim alami yang biasanya dikaitkan dengan peningkatan panas di seluruh dunia, serta kekeringan di beberapa bagian dunia, dan hujan lebat di tempat lain, terakhir kali terjadi pada 2018-2019.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Namun sejak tahun 2020, dunia telah dilanda La Nina yang sangat panjang – kebalikan dari El Nino yang mendingin – yang berakhir awal tahun ini, beralih ke kondisi netral saat ini.
PBB mengatakan delapan tahun terakhir adalah yang terhangat yang pernah tercatat, meskipun efek pendinginan La Nina berlangsung hampir setengah dari periode itu.
Tanpa fenomena cuaca itu, situasi pemanasan bisa menjadi lebih buruk.
“La Nina bertindak sebagai rem sementara pada kenaikan suhu global,” kata kepala WMO Petteri Taalas dalam sebuah pernyataan. (T/R6/P1(
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)