Jenewa, MINA – Kepala Staf Sekretaris Jenderal PBB, Maria Luiza Ribiero Viotti mengatakan bahwa perundingan Israel-Palestina buntu atau tidak ada perkembangan positif dalam pencarian perdamaian antara kedua negara.
Ribiero Viotti menyatakan proses perdamaian terus memburuk. Ia juga mendesak kedua pihak (Israel-Palestina) untuk kembali ke meja perundingan agar bisa menuntaskan kesepakatan.
“Intensifikasi permukiman ilegal, penghancuran rumah-rumah Palestina dan penderitaan yang meluas di Gaza harus dihentikan,” kata Ribiero Viotti berbicara atas nama Sekjen PBB Antonio Guterres dalam upacara PBB untuk memperingati Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina pada Rabu (27/11), di Jenewa, Swiss, demikian Anadolu Agency dikutip MINA.
“Tindakan-tindakan ini mengancam untuk merusak kelangsungan kemerdekaan negara Palestina berdasarkan resolusi PBB,” tambahnya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Ribiero Viotti mendesak para perunding Israel dan Palestina untuk membuat kemajuan menuju solusi dua negara, di mana sebuah negara Palestina bisa merdeka berdampingan secara damai dengan Israel sebagai bagian dari kesepakatan komprehensif.
“Adalah ilusi berbahaya untuk berpikir bahwa konflik dapat ditahan selamanya,” tegasnya.
Negara Palestina berupaya menciptakan kedamaian di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza, namun Israel merebutnya sejak tahun 1967 hingga saat ini terus memperluas kependudukan di wilayah tersebut.
Di samping itu, pejabat Palestina menunjuk ada kemunduran dengan pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat bulan ini mendapatkan dukungan diam-diam dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Terlepas dari puluhan tahun kekecewaan dan kemunduran, kami tetap berkomitmen pada tatanan multilateral yang menghormati dan memastikan penghormatan terhadap hukum internasional,” kata utusan Palestina Riyad Mansour, berbicara atas nama Presiden Palestina Mahmoud Abbas.(T/R10)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon