New York, MINA – Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat PBB, Martin Griffiths memuji peran aktif Türkiye dalam kesepakatan biji-bijian Black Sea Grain Initiative dengan Ukraina.
“Kami berbicara dua atau tiga kali sepekan dengan Ankara tentang hal itu,” kata Martin Griffiths kepada wartawan di markas besar PBB di New York. Seperi dilaporkan Daily Sabah, Jumat (7/7).
“Turki adalah advokat yang besar dan mengesankan serta aktor diplomatik dalam hal ini,” lanjutnya.
Pernyataannya muncul di tengah kekhawatiran Rusia tidak akan setuju untuk memperpanjang kesepakatan biji-bijian.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Perjanjian tersebut, awalnya ditandatangani pada Juli tahun lalu di Istanbul oleh Türkiye, PBB, Rusia dan Ukraina, untuk memastikan dimulainya kembali ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina.
Ekspor tersebut terhenti akibat konflik antara Rusia dan Ukraina yang dimulai pada Februari lalu.
Pada 18 Mei, kesepakatan diperpanjang selama 60 hari tambahan, memastikan kelanjutan ekspor biji-bijian berdasarkan kesepakatan tersebut.
Rusia sedang mencari penghapusan hambatan untuk ekspor pupuknya untuk menyetujui perpanjangan lain dari kesepakatan biji-bijian termasuk dimasukkannya Bank Pertanian Rusia milik negara dalam sistem pembayaran internasional SWIFT.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Moskow juga menuntut dimulainya kembali ekspor amonia melalui Ukraina.
Tidak ada sanksi Barat terhadap ekspor makanan dan pupuk Rusia, tetapi Rusia mengatakan pembatasan dan pembayaran perbankan berdampak pada ekspornya.
Griffiths memperingatkan konsekuensi yang mengkhawatirkan pangan dunia, kecuali jika kesepakatan biji-bijian diperpanjang.
“Kami tidak ingin melalui ini setiap tiga bulan, Ini sangat merusak kepercayaan komersial. Ini merusak dampak pada harga pangan, dan itu merusak orang-orang di kawasan selatan yang bergantung pada jumlah tertentu dari keandalan pasokan,” imbuhnya.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
“Kita sekarang sedang melewati musim panen yang luar biasa. Ketika panen tiba, dan jika tidak mulai bergerak ke seluruh dunia, harga pangan akan melonjak lagi,” lanjutnya.
Dalam sebuah pernyataan sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mengatakan, mengingat peran yang sangat diperlukan ekspor makanan dan pupuk dari Rusia dan Ukraina untuk terus mendukung ketahanan pangan global.
Dia menyerukan implementasi penuh dan berkelanjutan dari perjanjian yang ditandatangani di Istanbul tahun lalu.
“Perjanjian tersebut berkontribusi pada penurunan harga pangan global yang berkelanjutan, yang sekarang lebih dari 23% di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada Maret tahun lalu,” kata pernyataan itu.
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel
Dia mendesak semua pihak terkait untuk memprioritaskan ketahanan pangan global. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini