Damaskus, 8 Jumadil Akhir 1437/18 Maret 2016 (MINA) – Penasehat utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Suriah, Jan Egeland mengatakan, rezim Suriah masih menolak untuk memberikan izin bantuan dan alat medis untuk memasuki enam kota yang terkepung di negara yang dilanda perang itu.
Berbicara pada Kamis (17/3), setelah pertemuan International Suriah Support Group ISSG Kemanusiaan Task Force di Jenewa, Egeland mengatakan, “kami masih belum menerima izin untuk pergi ke enam dari 18 daerah yang tersisa.”
“Warga sipil butuh bantuan, kita dapat memberi mereka bantuan itu, dan merupakan pelanggaran hukum internasional jika mencegah kami,” kata Egeland kepada World Bulletin seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (17/3).
Egeland juga menambahkan, pihaknya telah meminta dukungan dari Rusia dan Amerika Serikat (AS) untuk meyakinkan pihak yang bertikai di Suriah guna melepaskan tahanan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Memperhatikan konvoi ketiga untuk empat kota – Madaya, Zabadani, Kefraya dan Fua yang sedang dalam perjalanan, Egeland mengatakan tujuan bantuan PBB untuk mencapai 1,1 juta orang sebelum akhir April.
Egeland mengatakan, mereka mendapat izin untuk ke 15 lokasi yang sulit dijangkau – untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke sejumlah lokasi termasuk di wilayah Aleppo dan Homs dimana warga Suriah belum menerima bantuan bulan ini. (T/P002/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama