New York, 21 Muharram 1438/22 Oktober 2016 (MINA) – Penyelidikan internasional menyalahkan pasukan pemerintah Suriah atas serangan senjata kimia yang terjadi pada 16 Maret 2015 di desa Qmenas, provinsi Idlib.
Laporan rahasia kepada Dewan Keamanan PBB itu disiapkan oleh komite gabungan yang dibentuk oleh PBB dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) dan dilihat oleh kantor berita Reuters.
Laporan disampaikan kepada DK PBB pada Jumat (21/10).
Para ahli PBB yang mendukung laporan itu mengatakan, pasukan Suriah bertanggung jawab atas serangan gas beracun di desa Qmenas.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Namun, komite ini tidak dapat menentukan siapa yang berada di balik dua serangan gas lainnya di Binnish di provinsi Idlib pada Maret 2015 dan Kafr Zita di provinsi Hama pada April 2014.
“Mekanisme investigasi gabungan dibentuk oleh pengawas senjata kimia internasional dan PBB untuk menyelidiki laporan serangan kimia di Suriah,” kata wartawan Al Jazeera Mike Hanna dari markas besar PBB di New York yang dikutip MINA.
Mekanisme Investigasi Bersama (JIM) pimpinan PBB melaporkan pada akhir Agustus lalu bahwa pasukan pemerintah Suriah telah melakukan setidaknya dua serangan kimia pada tahun 2014 dan 2015. Juga dilaporkan bahwa kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) juga telah menggunakan gas mustard di medan perang.
Dari total sembilan dugaan serangan kimia, JIM baru mengaitkan tiga serangan kimia dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah dan satu serangan dilakukan oleh ISIS.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Hingga sekarang, JIM terus melakukan penyelidikan.
Adapun senjata kimia yang dijatuhkan di desa Qmenas adalah jenis gas klorin. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan