New York, MINA – saudi/">Arab Saudi menjadi pendonor terbesar bagi Rencana Respon Kemanusiaan Yaman, karena menyediakan rencana tersebut dengan lebih dari USD750 juta tahun lalu dan berjanji untuk menyetujui, pada awal April ini, USD500 juta lagi tahun ini.
Demikian disampaikan Kepala Urusan Kemanusiaan dan Bantuan Darurat PBB, Mark Lowcock, sebagaimana laporan UNA-OIC, Sabtu (30/5).
Mark Lowcock juga memuji kesediaa Saudi dalam kemitraan dengan PBB pada Selasa depan (2/6), Konferensi Janji Tingkat Tinggi untuk Krisis Kemanusiaan di Yaman 2020 secara virtual.
Konferensi virtual itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan krisis kemanusiaan di negara tersebut dan mengumumkan janji keuangan untuk memenuhi pada kebutuhan-kebutuhan dasar.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Dalam sebuah pernyataan kepada Saudi Press Agency (SPA), Sabtu, Lowcock memperingatkan bahwa “dari 41 program utama PBB di Yaman, lebih dari 30 akan ditutup dalam beberapa pekan ke depan jika kita tidak bisa mendapatkan dana tambahan.”
Dia menunjukkan, organisasi bantuan masih memiliki akses ke masyarakat, karena ada banyak staf di lapangan dan ribuan pekerja bantuan Yaman, yang bertugas di bawah payung PBB, Palang Merah dan organisasi non-pemerintah lainnya.
Pejabat utama urusan kemanusiaan PBB itu menambahkan, Yaman membutuhkan USD2,4 miliar, di samping dana yang lain sangat dibutuhkan sebesar USD180 juta, untuk memerangi virus corona baru (COVID-19), mulai sekarang hingga Desember mendatang.(T/R1/P1)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)