New York, MINA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Jalur Gaza sebagai “tempat paling lapar di dunia” saat ini, dengan ratusan ribu palet bantuan kemanusiaan yang sudah siap disalurkan tetapi tak kunjung bisa masuk. Krisis kemanusiaan di wilayah yang terblokade itu terus memburuk, sementara waktu terus berdetak dan nyawa warga sipil melayang setiap jamnya.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Rabu menegaskan bahwa Gaza kini menjadi wilayah dengan tingkat kelaparan tertinggi di dunia.
Juru bicara OCHA, Jens Laerke, mengungkapkan, saat ini hampir 180.000 palet makanan dan bantuan penyelamatan jiwa telah siap untuk dikirimkan ke Gaza.
“Segala sesuatu telah disiapkan. Bantuan ini telah dibayar oleh para donor internasional, sudah lolos bea cukai, disetujui, dan siap dikirim,” kata Laerke kepada UN News, Rabu (28/5).
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB Sebut Israel Bawa Gaza ke Tahap Kelaparan Paling Berbahaya
Ia menekankan, PBB memiliki kapasitas dan rencana logistik yang terbukti berhasil dalam masa jeda serangan sebelumnya, ketika puluhan ribu truk berhasil menyalurkan bantuan ke seluruh penjuru Gaza.
Namun demikian, akses bantuan terhalang akibat penutupan perlintasan oleh otoritas Israel sejak 2 Maret. Penutupan tersebut, menurut laporan PBB, secara sengaja menyebabkan kelaparan massal dan membuka jalan bagi pemindahan paksa penduduk. Akibatnya, sekitar 2,4 juta warga Palestina di Gaza kini hidup di ambang kelaparan.
“Kami bisa menyalurkan bantuan, secara langsung, dalam skala besar, dan selama yang dibutuhkan. Tapi waktu sangat terbatas. Setiap jam, nyawa hilang,” ujar Laerke dengan nada mendesak.
OCHA menyebut tragedi kemanusiaan itu bukan semata karena kekurangan sumber daya, melainkan karena akses yang disengaja ditutup. “Gaza bukan tidak punya makanan. Masalahnya adalah makanan itu tidak diizinkan masuk,” tegas Laerke.
Baca Juga: Jaksa ICC Ajukan Surat Perintah Penangkapan Menteri Israel Smotrich dan Ben-Gvir
PBB menyerukan kepada komunitas internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel agar membuka jalur masuk bantuan kemanusiaan secepat mungkin.
Krisis tersebut, jika terus dibiarkan, diperingatkan akan mencapai tingkat bencana kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 600 Hari Perang Gaza: Media Gambarkan Kelelahan Israel di Tengah Kebuntuan Militer