Yerusalem, MINA – Pasukan keamanan Israel dilaporkan membunuh 78 anak Palestina, membuat 982 anak cacat, dan menahan 637 selama tahun 2021, media Israel i24 News melaporkan Selasa (12/7).
Menurut laporan PBB menemukan bahwa 2.515 anak tewas dan 5.555 cacat dalam konflik global pada tahun 2021, Israel dan “Wilayah Palestina” Tepi Barat, Yerusalem timur, dan Gaza, termasuk di antara daftar negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak pelanggaran terverifikasi terhadap anak.
Laporan tahunan “Konflik Anak dan Bersenjata” juga memverifikasi perekrutan dan penggunaan 6.310 anak dalam konflik secara global tahun lalu. Pelanggaran lain yang dicakupnya adalah penculikan, kekerasan seksual, serangan sekolah dan rumah sakit, serta penolakan bantuan.
Negara-negara lain yang menurut laporan itu memiliki pelanggaran terverifikasi tertinggi terhadap anak-anak termasuk Yaman, Suriah, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, dan Somalia.
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Laporan konflik anak-anak dan bersenjata memasukkan daftar hitam yang dimaksudkan untuk mempermalukan pihak-pihak yang berkonflik. Dengan harapan mendorong mereka untuk menerapkan langkah-langkah untuk melindungi anak-anak.
Masalah ini telah lama menjadi kontroversi, dengan para diplomat mengatakan Arab Saudi dan Israel memberikan tekanan dalam beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk tidak masuk daftar hitam tersebut.
Israel tidak pernah masuk dalam daftar hitam, sementara koalisi militer yang dipimpin Saudi dalam perang saudara Yaman telah dihapus dari daftar pada tahun 2020 beberapa tahun setelah pertama kali disebut karena membunuh dan melukai anak-anak di Yaman.
Dalam laporannya, PBB mengatakan telah memverifikasi 2.934 pelanggaran berat terhadap 1.208 anak Palestina dan sembilan anak Israel, 915 laki-laki, 302 perempuan di Israel, Tepi Barat, Yerusalem timur, dan Gaza.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid
Pasukan keamanan Israel membunuh 78 anak Palestina, melukai 982 lainnya, dan menahan 637 pada tahun 2021, tambah laporan itu.
“Jika situasinya berulang pada tahun 2022, tanpa perbaikan yang berarti, Israel harus terdaftar,” tulis Sekjen PBB Antonio Guterres dalam laporan tersebut.
Misi Israel di Amerika Serikat tidak segera menanggapi permintaan komentar. (T/B04/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida