Tripoli, 27 Rajab 1436/16 Mei 2015 (MINA) – Misi Pendukung PBB di Libya (UNSMIL) mengatakan, kelompok-kelompok bersenjata di Libya terus melakukan kejahatan perang dengan menculik dan menyiksa warga sipil.
“Kelompok-kelompok bersenjata di Libya bertanggung jawab atas penculikan warga sipil, termasuk anak-anak,” kata UNSMIL dalam sebuah surat pernyataan Jumat (15/5), Nahar Net yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Mereka yang diculik biasanya berisiko mendapat penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya, dan sering hilang kontak dengan keluarga mereka. Sejumlah orang telah meninggal dalam tahanan, kemungkinan dieksekusi atau disiksa sampai mati,” kata pernyataan itu.
Libya terjun ke dalam pelanggaran hukum setelah 2011, ketika NATO yang didukung milisi pemberontak menggulingkan Presiden Moammar Gadhafi, di mana kelompok-kelompok bersenjata berusaha menguasai kota dan kekayaan minyak negara Afrika Utara itu.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Kekacauan lebih diperparah dengan terbaginya politik negara menjadi dua pemerintah dan parlemen, ditambah kehadiran kelompok Islamic State atau ISIS yang juga menyebarkan pengaruhnya.
“Mengambil sandera, penyiksaan dan pembunuhan adalah kejahatan perang,” kata UNSMIL yang berusaha menengahi penyelesaian krisis.
“Mereka yang bertanggung jawab dalam melakukan, memerintahkan atau gagal mencegah kejahatan seperti ini, bertanggungjawab secara pidana, termasuk di depan Pengadilan Kriminal Internasional.” (T/P001/R05)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)