Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB Sebut Lebih 90% Sekolah di Gaza Hancur, Sistem Pendidikan Lumpuh Total

Rana Setiawan Editor : Rudi Hendrik - Senin, 3 Februari 2025 - 23:58 WIB

Senin, 3 Februari 2025 - 23:58 WIB

16 Views

Sekolah UNRWA hancur, ribuan anak di Gaza kehilangan pendidikan. (Foto: Arresalah)

New York, MINA – Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak atas Pendidikan, Farida Shaheed, melaporkan, lebih dari 90% sekolah di Gaza telah hancur total atau sebagian, membuatnya tidak dapat digunakan.

Kantor Berita WAFA melaporkan, Shaheed menyatakan, sekolah-sekolah tersebut terus menjadi sasaran serangan, bahkan setelah difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi warga sipil.

Dalam pernyataannya pada Senin (3/2), Shaheed menegaskan, pemulihan sistem pendidikan di Gaza sangat bergantung pada penghentian perang dan penjajahan Israel.

Ia menggunakan istilah “scholasticide” untuk menggambarkan kehancuran menyeluruh dan disengaja terhadap sistem pendidikan di Gaza selama perang yang dilancarkan Israel. Istilah ini merujuk pada penghancuran sistematis infrastruktur dan institusi pendidikan.

Baca Juga: Para Pemimpin Arab Tiba di Mesir Hadiri Pertemuan Darurat terkait Gaza

Meski semester kedua tahun ajaran telah dimulai di wilayah Palestina pada Ahad, pendidikan di Gaza tetap terhenti sepenuhnya sejak Israel melancarkan serangannya pada 7 Oktober 2023.

Genosida yang dilakukan Israel telah menghancurkan sebagian besar sekolah di Gaza, termasuk institusi yang dikelola pemerintah dan yang dioperasikan oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Sekolah-sekolah yang tersisa telah diubah menjadi tempat perlindungan bagi ribuan keluarga pengungsi, membuat kelanjutan proses belajar-mengajar hampir mustahil.

Shaheed juga menyoroti kehancuran total semua universitas di Gaza, pengeboman terhadap 13 perpustakaan, dan penghancuran arsip pusat yang menyimpan catatan sejarah Gaza selama 150 tahun.

Baca Juga: Tentara Zionis Terus Serang Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem 

“Pendidikan bukan hanya tentang memperoleh keterampilan; ini juga tentang pengembangan pemahaman diri, identitas kolektif, persatuan sosial, dan bergerak maju bersama,” ujarnya.

“Inilah yang sedang dihancurkan secara sengaja di Gaza. Guru dan siswa telah mengalami trauma luar biasa selama serangan Israel,” sambungnya

Untuk mengatasi krisis ini, Shaheed menyerukan program beasiswa skala besar bagi pelajar Palestina dan menekankan pentingnya memanfaatkan pengetahuan serta keahlian warga Palestina terdidik di diaspora.

“Rakyat Palestina telah menunjukkan ketangguhan luar biasa. Bahkan jika dibutuhkan satu atau dua generasi, mereka akan bangkit kembali—tetapi hanya jika mereka diizinkan hidup dalam damai dan membangun kembali kehidupan mereka dengan syarat mereka sendiri,” tambahnya

Baca Juga: Dokumenter Palestina “Delayed Retrieval” Raih Penghargaan Film Pendek Terbaik di Italia

Shaheed juga mengungkapkan, 10 anak di Gaza kehilangan anggota tubuh setiap hari selama perang, dengan banyak amputasi dilakukan tanpa anestesi.

“Lebih dari satu juta anak dan seluruh pendidik akan memerlukan konseling psikologis dan sosial yang mendesak,” pungkasnya.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Raih Oscar, Sutradara No Other Land Suarakan Perdamaian di Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam