Baghdad, 18 Syawal 1435 / 14 Agustus 2014 (MINA) – PBB mengutuk keras atas tindakan kekerasan seksual dan pemerkosaan yang dilakukan oleh kelompok militan bersenjata Negara Islam (IS) di Irak, kepada minoritas di daerah-daerah yang dikuasainya.
Dalam pernyataan bersama dari Baghdad, Perwakilan Khusus Sekretaris-Jenderal tentang Kekerasan Seksual dalam Konflik, Zainab Hawa Bangura dan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Irak, Nickolay Mladenov mendesak perlindungan segera dari warga sipil.
“Kami prihatin dengan laporan lanjutan dari tindak kekerasan, termasuk kekerasan seksual terhadap perempuan dan gadis remaja serta anak laki-laki yang termasuk kelompok minoritas Irak,” kata Ms Bangura dan Mr Mladenov seperti dipublikasikan di laman resmi PBB yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (14/8).
Data korban penculikan dan penahanan Yazidi, Kristen, serta Turkomen dan wanita Shabak, anak perempuan dan anak laki-laki, serta laporan pemerkosaan biadab, telah mencapai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Bangura dan Mladenov menyatakan, data menunjukkan sekitar 1.500 warga Yazidi dan Kristen mungkin telah dipaksa menjadi budak seks. Para pejabat mengutuk keras, dijadikannya perempuan dan anak-anak minoritas sebagai sasaran tindakan barbar oleh IS tersebut.
Pejabat mengingatkan, bahwa tindakan kekerasan seksual adalah pelanggaran HAM berat yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Mladenov meminta Pemerintah daerah dan masyarakat internasional untuk segera membebaskan para perempuan dan anak perempuan yang di tempat penangkaran dan mendukung upaya Pemerintah Irak untuk melindungi warganya.
Dia berjanji bahwa kantornya akan selalu memantau situasi guna memastikan akuntabilitas dan advokasi untuk dukungan kepada para korban dari “tindakan barbar.”
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sementara itu, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) mengatakan, pihaknya mendukung pengiriman bantuan yang sangat dibutuhkan dan pelayanan kepada puluhan ribu orang masih terjebak di Sinjar Mountain.
“Situasi kemanusiaan penduduk sipil di Sinjar Mountain adalah mengkhawatirkan karena jalur sempit untuk mengangkut kebutuhan pokok seperti obat-obatan, makanan dan air, terutama dengan naiknya suhu yang mencapai hingga 111 derajat Fahrenheit (44 derajat Celcius),” kata Dr Jaffar Hussain, Perwakilan WHO untuk Irak.
Sejauh ini, WHO telah mengerahkan dua tim medis untuk Sinjar Gunung guna menyediakan layanan penting serta mendistribusikan biskuit tinggi protein untuk orang yang masih terdampar di sana. Kedua tim akan ditempatkan di sana sampai evakuasi semua orang mengungsi dari gunung.
Dalam beberapa hari terakhir, lebih dari 60.000 orang telah menyeberangi daerah perbatasan Feshkhabour melalui Suriah untuk masuk kembali ke Dohuk Irak. Ancaman wabah penyakit di pengungsian yang penuh sesak juga sangat tinggi, Hussain memperingatkan. Belum lagi, orang yang menderita penyakit menular, juga penderita diabetes dan kanker yang membutuhkan perawatan mendesak. Ibu-ibu yang masih perlu merawat bayi.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Saat ini, sepuluh tim medis ditempatkan di Dohuk untuk memberikan layanan kesehatan penting. Semua rumah sakit siaga tinggi dan membutuhkan persiapkan uruang ntuk menerima bagi pasien keluarga yang baru tiba. WHO juga telah merekrut 50 perawat untuk mendukung tim lokal.
Di daerah perbatasan Irak-Suriah Feshkhabour, ditempatkan 16 ambulan, dua dokter medis dan 10 paramedis yang bertugas memberikan perawatan. WHO, bersama dengan Departemen Kesehatan Irak dan UNICEF, sedang melakukan kampanye vaksinasi polio lima hari di seluruh negeri, dengan tujuan imunisasi 4 juta anak di bawah usia 5 tahun.
WHO juga membuat rencana kontingensi untuk pengiriman obat-obatan ke Irak setelah beberapa penerbangan dibatalkan atau dibatasi penerbangan ke negara itu. Strategi yang dipertimbangkan melibatkan pengadaan lokal obat-obatan, dan penggunaan pelabuhan Mersin di Turki dan Um Qasr Pelabuhan di Basra, Irak. (T/P07/P04)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon