Bagdad, 5 Rabiul Akhir 1438 H/4 Januari 2017 (MINA) – Sedikitnya 6.878 warga sipil tewas di Irak tahun 2016 ketika pemerintah negara itu berjuang untuk memelihara keamanan serta mengusir pemberontak Negara Islam Irak dan Levant (ISIL yang dikenal juga sebagai ISIS) dari wilayah-wilayah yang mereka kuasai.
Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) mengatakan di Bagdad hari Selasa (3/1), angka itu “harus dianggap sebagai sangat minimum” karena sulit untuk menyelidiki korban-korban warga sipil di wilayah-wilayah konflik.
Organisasi itu juga menyebutkan, angka tahun lalu tersebut tidak mencakup korban-korban warga sipil di barat propinsi Anbar selama bulan Mei, Juli, Agustus dan Desember. Menurut UNAMI, paling tidak 12.388 penduduk sipil cedera tahun 2016.
Laporan korban bulanan PBB untuk Desember 2016 menunjukkan, total 386 warga sipil tewas dan 1.066 lainnya cedera.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Wilayah paling terdampak konflik adalah bagian utara propinsi Ninevah, di mana pasukan-pasukan pemerintah bertempur untuk merebut kembali kota Mosul yang dikuasai ISIL, 208 warga sipil tewas dan 511 orang cedera. Di ibukota, Baghdad, 109 penduduk sipil tewas dan 523 terluka.
“Tak diragukan lagi, serangan ini merupakan upaya ISIL untuk mengalihkan perhatian dari kekalahannya di Mosul dan celakanya, warga sipil yang tak bersalah yang menjadi korban,” kata Jan Kubis, wakil khusus Sekjen PBB untuk Irak dalam sebuah pernyataan.
Pekan lalu saja, ISIL menyatakan bertanggung-jawab atas serangkaian pemboman di Bagdad yang menewaskan lebih dari 50 orang.
Serangan ISIL paling mematikan terjadi bulan Juli ketika sebuah bom bunuh diri berkekuatan besar meledak di kawasan sebuah pasar yang ramai di pusat kota Bagdad, menewaskan 300 orang – serangan paling berdarah di ibukota itu selama 13 tahun peperangan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Amerika Serikat yang mendukung pasukan Irak belum lama ini bertempur untuk memaksa para pemberontak ISIL keluar dari Mosul, kelompok bersenjata terakhir yang menguasai negeri itu, tetapi menghadapi perlawanan.
Tidak seperti laporan lainnya, laporan bulan lalu tidak memasukkan korban dari pasukan keamanan.
PBB mendapat kecaman dari militer Irak bulan lalu setelah melaporkan bahwa hampir 2000 anggota pasukan Irak telah tewas bulan November. Pemerintah Irak tidak mempublikasikan angka-angka korban pasukan pemerintah dan paramiliter dalam pertempuran di Mosul dan tempat-tempat lainnya di Irak. (RS1/P1)
Sumber: Al Jazeera
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Miraj Islamic News Agency/MINA
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan