New York, MINA – Kepala Bantuan PBB pada Rabu memperingatkan bahwa sektor kesehatan di Jalur Gaza semakin buruk akibat serangan gencar Israel. Demikian dikutip dari Anadolu Agency, Kamis, (11/1).
“Sektor kesehatan di Gaza perlahan-lahan terhenti karena rumah sakit terus mendapat serangan. Dan apa yang terjadi bila sistem kesehatan runtuh? Ibu hamil tidak bisa melahirkan bayinya dengan selamat. Anak-anak tidak bisa mendapatkan vaksin. Yang sakit dan terluka tidak bisa mendapatkan pengobatan. Orang-orang mati,” tulis Martin Griffiths di X. “Perang ini harus diakhiri.”
Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, mengatakan lebih banyak penembakan dilaporkan terjadi di sekitar Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir Al Balah, Gaza.
“Mitra kemanusiaan kami mengatakan, hingga kemarin, hanya seperlima dari 5.000 tempat tidur yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan trauma dan darurat di Gaza yang tersedia,” katanya.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
“Dan dari 77 pusat kesehatan dasar, lebih dari tiga perempatnya tidak berfungsi, menyebabkan banyak orang di Gaza tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan dasar,” kata Dujarric kepada wartawan.
Sistem Kesehatan di Gaza Runtuh
Ia menambahkan, 350.000 orang dengan penyakit kronis dan sekitar 485.000 orang dengan gangguan kesehatan mental terus mengalami gangguan dalam pengobatannya.
Dujarric memperingatkan bahwa 1,9 juta orang yang menjadi pengungsi internal akibat konflik berisiko tinggi terkena penyakit menular karena kondisi hidup yang buruk, tempat penampungan yang penuh sesak dan kurangnya akses terhadap air, sanitasi dan fasilitas kebersihan yang layak.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
“Sistem kesehatan di Gaza pada dasarnya sudah runtuh. Rumah sakit yang benar-benar beroperasi sangat sedikit, dan yang beroperasi melebihi kapasitas dan persediaan tidak mencukupi, ”ujarnya.
Israel telah menggempur daerah kantong Palestina sejak serangan lintas batas oleh Pejuang Gaza Palestina, pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 23.357 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 59.410 lainnya, menurut otoritas kesehatan. Sekitar 1.200 pemukim ilegal Israel diyakini tewas dalam serangan pejuang.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan pemukim ilegal yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Sekitar 85 persen warga Gaza telah mengungsi, sementara seluruh penduduknya mengalami kerawanan pangan, menurut PBB. Ratusan ribu orang hidup tanpa tempat berlindung dan kurang dari setengah truk bantuan yang memasuki wilayah ini dibandingkan sebelum konflik dimulai. (T/B03/P1)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Mi’raj News Agency (MINA)