Kachin, 2 Shafar 1436 / 25 November 2014 (MINA) – PBB telah menyatakan keprihatinan atas laporan pertempuran antara pasukan pemerintah Myanmar dan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), dan telah meminta semua pihak untuk melindungi warga sipil dan menghormati hukum kemanusiaan internasional.
Berbicara kepada DVB Selasa yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Pierre Peron, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mengatakan, sangat prihatin tentang laporan permusuhan baru-baru ini, dan sangat prihatin pula dengan laporan penembakan di dekat sebuah desa dan kamp IDP.
“PBB terus memanggil semua pihak untuk menjamin perlindungan warga sipil dan menghormati hukum kemanusiaan internasional,” katanya.
Peron tidak bisa mengkonfirmasi rincian tentang insiden tertentu dalam beberapa hari terakhir, namun ia mengatakan telah menerima laporan penembakan di dekat Jai Yang, rumah bagi sekitar 8.000 pengungsi dan Mai Ja Yang, kota terbesar kedua di daerah itu yang melindungi hingga 20.000 pengungsi internal.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Kelompok HAM mengatakan, sebanyak 14.000 ribu Muslim Rohingya telah dipaksa untuk meninggalkan Myanmar dalam tiga pekan terakhir.
Ada sekitar 1,3 juta Muslim Myanmar, yang ditolak kewarganegaraannya. Rohingya adalah salah satu komunitas yang paling teraniaya di dunia, fakta bahwa PBB juga menegaskan.
Muslim Rohingya di Myanmar menghadapi penyiksaan, penindasan dan pengabaian sejak kemerdekaan negara itu pada 1948 silam.
Pemerintah Myanmar telah berulang kali dikecam oleh kelompok hak asasi manusia karena gagal melindungi Muslim Rohingya.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Ratusan Rohingya telah tewas dan lebih dari 140.000 mengungsi ketika terjadi serangan oleh ekstrimis Budha selama dua tahun terakhir.(T/P004/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan