New York, MINA – PBB pada hari Jumat (21/9) menyebut situasi kemanusiaan di Yaman “suram” dan mengatakan bahwa mereka kalah perang melawan kelaparan di negara itu.
Mark Lowcock, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat (OCHA), membuat komentar ketika memberi penjelasan kepada Dewan Keamanan tentang situasi kemanusiaan di Yaman.
Lowcock mengatakan, jutaan orang di seluruh negeri berisiko mati karena kelangkaan makanan dan situasi telah memburuk dengan cara yang “mengkhawatirkan.”
“Kami sudah melihat kantong-kantong kondisi seperti kelaparan – termasuk kasus di mana orang makan daun karena mereka tidak memiliki bentuk lain dari rezeki,” katanya.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Dia mengatakan, 75 persen penduduk Yaman, sekitar 22 juta jiwa membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Yaman yang miskin telah didera kekerasan sejak 2014 ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa dan provinsi Hudaydah.
Konflik meningkat pada 2015 ketika Arab Saudi dan sekutu Arabnya meluncurkan operasi udara besar-besaran di Yaman yang bertujuan untuk membalikkan kemenanga Houthi dan menopang pemerintah pro-Saudi negara itu.
Kekerasan telah menghancurkan infrastruktur dasar Yaman, termasuk sistem kesehatan dan sanitasi, mendorong PBB untuk menggambarkan situasi sebagai “salah satu bencana kemanusiaan terburuk zaman modern.”
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
“Kita sekarang mungkin mendekati titik kritis, di luar itu, tidak mungkin untuk mencegah hilangnya nyawa secara besar-besaran akibat meluasnya kelaparan di seluruh negeri,” kata Lowcock.
Dia mencatat, bagaimanapun, bahwa situasi tetap stabil dan bahwa korban jiwa terburuk telah dihindari berkat upaya bantuan. (T/Ast/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki