Tepi Barat, MINA – Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa mereka mencatat setidaknya 800 serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang mengakibatkan korban jiwa atau kerusakan properti sejak 7 Oktober.
“Ini termasuk pembunuhan lebih dari 30 warga Palestina oleh pasukan atau pemukim Israel, melukai hampir 500 orang lainnya, dan kerusakan pada puluhan rumah, serta hampir 12.000 pohon dan 450 kendaraan,” kata Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric kepada wartawan, sambil memperhatikan peringatan OCHA bahwa situasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur semakin memburuk.
OCHA melaporkan bahwa organisasi bantuan terus menghadapi kendala akses dalam menjangkau orang-orang yang membutuhkan bantuan di Jalur Gaza, termasuk penolakan misi yang direncanakan atau penundaan yang berkepanjangan di pos pemeriksaan militer Israel di jalan yang digunakan untuk menghubungkan Gaza utara dan selatan.
Badan PBB tersebut mengatakan lebih dari seperempat misi kemanusiaan ke Gaza utara pada bulan April dihalangi oleh otoritas Israel – dan 10% ditolak.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Kami dan mitra kemanusiaan kami melanjutkan upaya kami untuk meningkatkan operasi bantuan kapanpun dan dimanapun memungkinkan,” kata OCHA dalam sebuah pernyataan.
Ketika ditanya tentang kemungkinan gencatan senjata di Gaza saat perundingan sedang berlangsung di Kairo, Dujarric mengatakan gencatan senjata akan membuat lebih mudah bagi PBB untuk mendistribusikan bantuan yang sudah ada di Gaza.
Israel telah melancarkan serangan tanpa henti terhadap wilayah Palestina di Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem sejak 7 Oktober tahun lalu.
Serangan Bombardir Israel di Gaza mengakibatkan lebih dari 34.500 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan ribuan lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Lebih dari enam bulan serangan brutal Israel berlangsung, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85% penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza