New York, MINA – Sekjen PBB mengatakan bahwa saat ini ada tiga penyeberangan perbatasan yang terbuka untuk mengirimkan bantuan ke Suriah barat laut menyusul serangkaian gempa bumi dahsyat yang terjadi.
Berbicara dalam konferensi pers di New York pada Senin (20/2), Juru Bicara Antonio Guterres, Stephanie Dujarric mengumumkan bahwa konvoi truk yang membawa bantuan melewati perbatasan Al-Rai dan masuk ke Aleppo utara.
“Ini adalah konvoi PBB pertama sejak Pemerintah Suriah menyetujui penggunaannya untuk pengiriman bantuan, yang sekarang membawa kita ke tiga penyeberangan perbatasan yang beroperasi penuh untuk PBB,” kata Dujarric seperti dikutip MEMO.
“Persiapan sedang dilakukan untuk mengirim lebih banyak truk melalui ketiga penyeberangan perbatasan,” tambahnya.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Gempa bumi dahsyat terjadi pada tanggal 6 Februari, yang menewaskan lebih dari 46.000 orang, dan melukai ribuan lainnya.
Gempa bermagnitudo 6,5 kembali melanda pada Senin (20/2) malam, yang menewaskan enam orang.
Sebelumnya pada 14 Februari, PBB mengumumkan, Al-Assad telah setuju membuka perbatasan Bab Al-Salam, dan Al-Rai selama tiga bulan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan pasca gempa.
Rusia dan China di masa lalu menggunakan hak veto mereka di DK PBB untuk menghentikan aliran bantuan melalui penyeberangan perbatasan di seluruh Suriah.
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Rusia telah mengatakan bahwa bantuan itu hanya boleh disampaikan melalui Damaskus jika tidak maka akan merusak kedaulatan Suriah.
Sebelum gempa bumi, pengiriman dari Turkiye melalui penyeberangan Bab Al-Hawa adalah satu-satunya cara agar bantuan dapat masuk ke Idlib tanpa melalui pos pemeriksaan pemerintah.
Sebagai akibat dari perang 12 tahun di Suriah, kebutuhan kemanusiaan di utara negara itu telah mencapai rekor sebelum gempa bumi yang mematikan melanda. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon