Tripoli, 22 Jumadil Akhir 1437/1 April 2016 (MINA) – PBB menekan pihak-pihak yang berperang di Libya untuk menyerahkan kekuasaan kepada perdana menteri terpilih Fayez Al-Sarraj dari Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA).
Kedatangan Sarraj di ibukota pada Rabu lalu telah membuat marah pemerintah saingan yang berbasis di Tripoli
Namun, ada tanda-tanda bahwa kesetiaan mulai bergeser mendukung Sarraj.
Seorang pengusaha dari Tripoli yang merupakan anggota komite, membuka jalan untuk dialog nasional di Libya. Demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Sepuluh kota barat pada Kamis (31/3) menyerukan semua warga Libya untuk mendukung pemerintahan GNA sehingga menjadi pukulan besar bagi otoritas Tripoli yang menolak untuk menyerahkan kekuasaannya.
Dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook resmi, pemerintah kota Sabratha yang dekat perbatasan dengan Tunisia, menyatakan dukungannya terhadap GNA yang didukung PBB.
“Situasi negara menyedihkan. Hidup ini sangat mahal, tidak ada uang tunai, dan jadi kita melihat, sudah waktunya mendukung pemerintah ini untuk memulai memecahkan semua masalah ini,” kata Walikota Sabratha, Hussein al-Dawadi.
Negara kaya minyak itu telah jatuh ke dalam kekacauan setelah penggulingan dan pembunuhan Presiden Muammar Gaddafi 2011.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Kedua pemerintah saingan yang tercipta berlomba-lomba mendapatkan kontrol sejak pertengahan 2014, ketika aliansi milisi Libya Dawn menyerbu Tripoli, memaksa parlemen yang diakui secara internasional melarikan diri ke timur. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)