Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB Tutup KTT dengan Seruan Perdamaian dan Aksi Iklim

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - 50 detik yang lalu

50 detik yang lalu

0 Views

Presiden Majelis Umum Annalena Baerbock (UN News)

New York, MINA – Selama enam hari, sejak Selasa (23/9) hingga Senin (29/9), 189 negara anggota PBB berbicara menggarisbawahi beratnya tantangan global saat ini dan kemungkinan tindakan kolektif.

Presiden Majelis Umum Annalena Baerbock saat menutup debat umum sesi ke-80, Senin (29/9) menyerukan negara-negara untuk mengubah momentum pertemuan tahunan menjadi tindakan nyata mengenai perdamaian, perubahan iklim, dan reformasi kelembagaan.

“Pekan tingkat tinggi ini menjadi indikasi, dan telah memenuhi tujuan tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa masih relevan,” ujar Baerbock dalam sambutannya.

“Ujiannya adalah apakah kita bertindak,” lanjutnya.

Baca Juga: Mengaku Salah, Netanyahu Minta Maaf ke Qatar soal Serangan Doha

Ia menyinggung, konflik yang berkepanjangan mendominasi perdebatan, dari Gaza hingga Ukraina hingga Sudan, yang memicu seruan berulang kali untuk langkah-langkah mendesak guna melindungi warga sipil dan membendung kekerasan.

Baerbock menekankan pentingnya Piagam untuk menyelesaikan perselisihan secara damai dan memperingatkan tentang biaya yang harus dikeluarkan jika hal itu diabaikan.

“Ketika bom jatuh menimpa warga sipil, ketika kelaparan digunakan sebagai senjata, ketika kedaulatan diinjak-injak dengan kekerasan, kredibilitas Organisasi inilah yang dipertaruhkan, ” lanjutnya, seraya mendesak agar momentum diplomatik diwujudkan dalam tindakan nyata bagi Gaza.

Ia mengulangi seruan untuk “gencatan senjata segera, peningkatan bantuan kemanusiaan untuk warga sipil, dan pembebasan segera para sandera yang tersisa, serta dorongan baru untuk solusi dua negara.”

Baca Juga: Trump Usulkan 20 Poin Rencana Akhiri Perang di Gaza

Dia juga menyebutkan kekhawatiran yang disampaikan para delegasi mengenai perubahan iklim dan tenggat waktu yang semakin dekat untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

“Puluhan delegasi berbicara tentang dampak perubahan iklim dan keterbatasan waktu yang kita hadapi dalam mencapai tujuan pada tahun 2030,” imbuhnya.

Menyinggung soal reformasi kelembagaan PBB yang juga merupakan tema yang berulang, Baerbock menunjuk proposal Sekretaris Jenderal sebagai langkah konkret untuk memperkuat kemampuan PBB dalam melaksanakan tugasnya.

Ia mengatakan laporan Sekretaris Jenderal mengenai penerapan mandat baru, revisi anggaran, dan usulan reformasi lainnya “memberikan kita jalan konkret untuk menjadikan lembaga ini lebih baik, lebih kuat, lebih efektif, dan sesuai dengan tujuannya.”

Baca Juga: Berikut Rencana 20 Poin Trump Akhiri Perang Israel di Gaza

“Ini bukan hanya tentang pemangkasan anggaran, ini tentang penguatan pelaksanaan. Ini tentang prioritas,” katanya.

Pada akhir pidatonya, Baerbock mengingatkan pendirian PBB setelah Perang Dunia Kedua dengan misinya “untuk menyelamatkan generasi mendatang dari bencana perang.” []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Peraih Nobel Perdamaian Argentina Desak Netanyahu Ditangkap jika Berkunjung

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Asia
Palestina