Beirut, MINA – Sebuah kamp pengungsi Palestina di Lebanon telah dikunci setelah PBB mengumumkan kasus pertama virus corona di salah satu dari banyak kamp yang ramai di negara itu.
Badan PBB untuk para pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa malam (21/4), pasien itu seorang pengungsi Palestina dari Suriah. Pasien itu telah dibawa ke rumah sakit Rafic Hariri yang dikelola pemerintah di Beirut.
UNRWA menambahkan, para ahli medis mengunjungi kamp Wavel di Lembah Bekaa timur pada Rabu malam untuk melakukan tes, demikian Arab News melaporkan.
Kantor Berita Nasional (NNA) Lebanon melaporkan, tes fokus pada kerabat wanita dan orang-orang yang telah berinteraksi dengannya, serta 50 orang lainnya yang dipilih secara acak “di dalam kamp dan sekitarnya.”
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
NNA mengatakan, dalam koordinasi dengan pasukan keamanan Lebanon, faksi-faksi Palestina yang bertanggung jawab atas keamanan telah memberlakukan kuncian di kamp, mencegah siapa pun masuk atau pergi.
PBB dan kelompok-kelompok bantuan telah berulang kali memperingatkan bahwa para pengungsi dan migran di kamp-kamp yang padat di seluruh dunia menghadapi risiko khusus terhadap virus corona baru.
Menurut PBB, lebih dari 70 juta orang secara global dipaksa pergi dari tanah airnya oleh konflik, penganiayaan, kekerasan dan pelanggaran, termasuk lebih dari 20 juta orang yang hidup sebagai pengungsi.
Lebih dari 2.000 orang tinggal di kamp Wavel, menurut statistik yang dirilis oleh pemerintah Lebanon setelah sensus 2017, tetapi UNRWA mengatakan, populasi mereka yang terdaftar di kamp jauh lebih tinggi. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza