Depok, MINA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Selasa (5/11) menggelar acara peluncuran lembaga baru bernama Institute for Humanitarian Islam di Depok.
Langkah tersebut merupakan gerakan lanjutan dari hasil konferensi internasional di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, pada 2017 lalu.
Konferensi itu manghasilkan putusan tentang Islam memandang dan memperlakukan sisi kemanusiaan seluruh umat manusia.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Staquf menyebut, konsep humanitarian Islam berkembang pesat bahkan di wilayah Internasional.
Baca Juga: Reuni Akbar 212 Serukan Pembelaan dan Solidaritas terhadap Palestina
Oleh karena itu, pembentukan lembaga baru tersebut akan berfungsi sebagai perekat hubungan NU dengan jejaring yang dimiliki baik luar maupun dalam negeri.
“Fungsi dari lembaga ini nantinya menjadi simpul hubungan dengan jaringan-jaringan yang kita miliki, baik dalam negeri maupun luar negeri yang telah kami kembangkan,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya juga menjelaskan wacana humanitarian Islam merupakan kumpulan potret pengalaman bangsa Indonesia dalam menyikapi keberagaman.
Dengan keragaman bahasa, agama, etnis, suku dan sebagainya, Indonesia mampu bertahan hingga sekarang.
Baca Juga: Reuni Akbar 212, Ini Pesan Habib Rizieq kepada Presiden Prabowo
“Kisah pengalaman keberhasilan Indonesia ini cukup berharga untuk diperkenalkan, disumbangkan ke tengah-tengah masyarakat internasional, dengan harapan semoga menjadi inspirasi untuk menemukan jalan keluar dari berbagai masalah,” harap Gus Yahya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Senin Besok, Jadwal Keberangkatan Kereta Jarak Jauh dari Gambir Dialihkan ke Jatinegara