Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peduli Kondisi Palestina, MER-C Lakukan Safari Kemanusiaan

Rendi Setiawan - Ahad, 7 November 2021 - 16:17 WIB

Ahad, 7 November 2021 - 16:17 WIB

0 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Lembaga medis dan perdamaian, Medical Emergency Rescue – Committee (MER-C) melakukan Safari Kemanusiaan terkait Palestina sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi di negara itu, yang sampai saat ini belum merdeka.

Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad mengatakan, Safari Kemanusiaan tersebut dalam rangka mengkomunikasikan kondisi Palestina dengan semua pihak, dan bersama-sama mencari solusi membawa Palestina menuju kemerdekaannya.

“Ada dua tanggung jawab mengapa kita harus peduli Palestina. Pertama karena konstitusi. Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan ‘Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan’,” kata Sarbini kepada MINA di Jakarta, Ahad (7/11).

Sarbini menambahkan, tanggung jawab yang kedua adalah karena sejarah. Ia menjelaskan, Palestina adalah salah satu di antara negara-negara Arab yang paling awal mengakui kemerdekaan Indonesia. Bahkan, ada pula rakyat Palestina yang rela menyerahkan hartanya untuk Indonesia.

Baca Juga: Israel Perpanjang Penutupan Media Al-Jazeera di Palestina

“Belum lagi sikap dari Presiden Indonesia pertama, Soekarno yang mengatakan bahwa Indonesia akan terus bersama Palestina hingga merdeka. Jadi sikap kita tidak akan berubah,” ujar pria yang akrab disapa dr. Ben itu.

Menurut dr. Ben, masyarakat dunia, termasuk di Indonesia hanya peka ketika isu besar di Palestina terjadi. Sementara ketika suasana sedang tenang, mereka seakan telah lupa bahwa Palestina masih di bawah penjajahan Israel.

“Ini salah satu tujuan Safari Kemanusiaan MER-C yaitu untuk terus menggugah masyarakat secara umum, tokoh lintas agama, tokoh politik, pengamat, dan semua elemen. Sebab kita tidak tahu apa yang terjadi ketika kondisinya tenang,” katanya.

Safari Kemanusiaan MER-C diawali bertemu salah satu Tokoh Agama Katolik senior Indonesia Romo Frans Magnis Suseno pada Selasa (2/11) kemarin. Kemudian Ketua Program Studi Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam SKSG Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi hari ini, Ahad (7/11). (L/R2/P1)

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda