Kabul, 19 Dzulhijjah 1436/3 Oktober 2015 (MINA) – Seorang pejabat kesehatan Afghanistan mengatakan, sebuah serangan udara Amerika Serikat (AS) Sabtu (3/10) pagi di kota utara Kunduz mengenai rumah sakit, menewaskan dan melukai puluhan orang.
Meskipun Kementerian Dalam Negeri negara itu mengatakan, target serangan udara AS adalah militan, namun relawan medis Dokter Tanpa Batas (MSF) mengatakan sembilan stafnya tewas dalam insiden itu.
“Dengan kesedihan mendalam kami mengkonfirmasi sejauh ini kematian sembilan orang MSF selama pemboman malam terakhir di rumah sakit MSF di Kunduz,” tulis organisasi amal itu di Twitter.
Organisasi menambahkan, sebanyak 37 orang terluka serius dan 19 di antaranya adalah staf MSF, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Dalam sebuah pernyataan, MSF mengumumkan sebanyak 105 pasien dan wali mereka berada di rumah sakit dan lebih 80 staf nasional dan internasional berada di rumah sakit saat serangan terjadi.
Kolonel Brian Tribus dari pasukan AS mengakui bahwa serangan udara mungkin telah mengakibatkan kerusakan fasilitas medis terdekat.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kedutaan AS di Kabul menggambarkannya sebagai “insiden tragis”.
“Serangan udara AS di rumah sakit MSF telah menewaskan puluhan orang, gedung rumah sakit rusak sebagian,” kata Saad Mukhtar, Kepala Departemen Kesehatan Kunduz, kepada Anadolu Agency.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Namun Kementerian Dalam Negeri berdalih, militan Taliban telah mengambil posisi di kompleks rumah sakit dan menembaki pasukan Afghanistan pada saat serangan itu.
“Pasukan keamanan Afghanistan melancarkan operasi di sekitar rumah sakit malam terakhir di mana puluhan militan telah memposisikan diri,” kata Sediq Sediqqi, juru bicara kementerian itu.
Kota Kunduz telah berada di pusat pertempuran sengit antara pejuang Taliban dan pasukan pemerintah yang didukung oleh serangan udara internasional. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai