New York, MINA – Pejabat Amerika Serikat mengatakan, tujuan Israel untuk mengembalikan tawanan yang disandera di Gaza “tidak dapat dicapai melalui kekuatan [tekanan militer], The New York Times (NYT) melaporkan, Rabu (14/8).
Menurut NYT, pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya tersebut menganggap tujuan Israel untuk melemahkan Hamas telah menyusut selama 10 bulan terakhir perang, di mana gerakan Perlawanan mampu membangun kembali kemampuan militernya.
Ini terjadi tepat sebelum negosiasi hari Kamis (15/8) yang akan berlangsung di Doha, Qatar, mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedikit memperluas mandat yang diberikan kepada tim negosiasi Israel yang menangani kesepakatan penyanderaan Gaza, sebagaimana klaim dua pejabat senior Israel yang mengetahui masalah tersebut, yang dikutip oleh jurnalis Israel Barak Ravid, Rabu.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Para pejabat menggambarkan, mandat tersebut “wajar,” membenarkan partisipasi tim yang akan datang dalam pembicaraan di Qatar.
Keputusan Netanyahu untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam posisi negosiasi Israel dipandang sebagai langkah maju yang potensial, katanya. Namun, para pejabat tersebut mencatat bahwa masih belum pasti apakah fleksibilitas yang disebutkan itu akan cukup untuk mencapai kesepakatan.
Selama pertemuan baru-baru ini, para kepala badan keamanan dan intelijen Israel memperingatkan Netanyahu bahwa waktu untuk mencapai kesepakatan sudah hampir habis. Mereka menekankan dalam pertemuan dan dokumen tertulis bahwa penundaan lebih lanjut atau ketidakfleksibelan dalam negosiasi dapat membahayakan nyawa para tawanan Israel.
Seorang pejabat senior Israel juga mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut membahas potensi keterkaitan antara kemungkinan serangan oleh Iran dan Hizbullah dengan negosiasi yang sedang berlangsung untuk kesepakatan tawanan dan gencatan senjata di Gaza. []
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Mi’raj News Agency (MINA)