Washington, MINA – Amerika Serikat dan Iran tidak membahas kesepakatan nuklir sementara, kata seorang pejabat AS pada Senin (12/6), tetapi Washington telah memberi tahu Teheran tentang langkah-langkah yang dapat memicu krisis dan juga yang dapat menciptakan iklim yang lebih baik antara seteru lama itu.
“Tidak ada pembicaraan tentang kesepakatan sementara,” kata pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama. The New Arab melaporkan.
Pejabat itu tidak menyangkal laporan media tentang kontak AS-Iran baru-baru ini, tetapi mengatakan bahwa informasi mereka tentang kesepakatan nuklir sementara tidak akurat.
“Kami telah memperjelas kepada mereka langkah-langkah eskalasi apa yang perlu mereka hindari untuk mencegah krisis dan langkah-langkah de-eskalasi apa yang dapat mereka ambil untuk menciptakan konteks yang lebih positif,” katanya.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Pejabat itu menolak merinci, tetapi mencatat Washington ingin melihat yang lebih besar, yaitu kerja sama Iran dengan pengawas nuklir PBB.
Pejabat AS dan Eropa telah mencari cara untuk mengekang program nuklir Teheran sejak gagalnya pembicaraan tidak langsung AS-Iran tahun lalu untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar.
Di bawah perjanjian itu, yang ditujukan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, Teheran membatasi program nuklirnya dan menyetujui inspeksi PBB yang lebih ekstensif dengan imbalan pelonggaran sanksi PBB, AS, dan UE.
Presiden AS saat itu Donald Trump meninggalkan pakta tersebut pada tahun 2018 dan menerapkan kembali sanksi AS, membuat Teheran secara bertahap bergerak jauh melampaui pembatasan nuklir kesepakatan dan menghidupkan kembali ketakutan AS, Eropa, dan Israel bahwa Iran mungkin berusaha membuat bom atom.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Namun, Iran menyangkal ambisi semacam itu.
Israel diketahui memiliki program senjata nuklir yang juga tidak diumumkan. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Pakai Rudal Korea Utara