Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pejabat Gedung Putih Tidak Percaya Turki Gunakan Gas Kimia di Suriah

Rudi Hendrik - Ahad, 18 Februari 2018 - 19:58 WIB

Ahad, 18 Februari 2018 - 19:58 WIB

88 Views

TURKI.jpg" alt="" width="357" height="242" /> Tank dan tentara Turki di Suriah. (Foto: dok. KomNews.org)

Washington, MINA – Seorang pejabat Gedung Putih hari Sabtu (17/2) mengatakan, dirinya tidak mempercayai jika pasukan Turki yang melakukan operasi di Afrin, Suriah, menggunakan senjata gas kimia.

Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan bahwa Turki “sangat tidak mungkin” melakukannya dalam melawan milisi Kurdi di Suriah, The New Arab melaporkan.

Namun, pejabat tersebut mengakui adanya laporan tentang dugaan serangan gas beracun di Suriah hari Jumat, AP melaporkan.

Sebelumnya, dokter setempat dan kantor berita Suriah SANA melaporkan, enam warga sipil mengalami kesulitan bernafas setelah menghirup gas beracun menyusul serangan Turki terhadap Afrin.

Baca Juga: Israel Gelar Latihan Militer Besar-besaran di Perbatasan Lebanon

Baik SANA maupun lembaga pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengutip dokter setempat dalam laporan mereka.

Sementara Pemerintah Turki menanggapi tuduhan tersebut dengan sebuah pernyataan hari Sabtu. Ankara membantah pihaknya menggunakan munisi yang dilarang secara internasional dalam operasi militernya di Afrin.

Sebuah sumber diplomatik Turki juga menggambarkan laporan tersebut sebagai “propaganda hitam,” menurut Jerusalem Post. (T/RI-1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: UNIFIL: Israel Lakukan Lebih dari 8.000 Pelanggaran di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Palestina
Indonesia
Internasional
Internasional
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 pada Selasa (23/9) di New York, Amerika Serikat mengangkat sebuah foto seorang anak Palestina yang kekurangan gizi parah di Gaza (foto: Anadolu Agency)
Amerika