Tel Aviv, 9 Jumadil Awwal 1437/17 Februari 2016 (MINA) –Pejabat Senior Pasukan Pertahanan Israel IDF (Israel Defence Forces) menyatakan bahwa serangan cyber terhadap negaranya masih akan terus berlangsung dalam 15 tahun ke depan.
Media setempat Aruts Sheva pada Selasa (16/2) waktu setempat menyebutkan, IDF melaporkan serangan cyber secara keseluruhan pada tahun 2015 mengalami penurunan, tapi banyak ancaman yang signifikan akan tetap berlangsung.
“Pertempuran yang sedang berlangsung melalui perang cyber telah mengubah wajah militer Israel. Namun masih ada banyak ruang untuk perbaikan,” menurut seorang pejabat senior IDF yang tak disebut namanya.
Berkaitan dengan informasi baru-baru ini bahwa kedua lembaga intelijen Inggris dan Amerika telah memata-matai para pejabat Israel, dan bahkan meng-hack software militer Israel, sumber bersikeras menyatakan bahwa kode rahasia Israel “belum diterjemahkan.”
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Kode IDF belum diterjemahkan, dan ini merupakan prestasi besar,” katanya.
Ia menambahkan bahwa masih banyak ruang untuk perbaikan sesuai kemampuan pengumpulan intelijen IDF.
Ia mengkhawatirkan fakta bahwa selama 2014 perang Israel dengan Gaza, “Hamas dengan organisasi lainnya berhasil menembakkan roket-roket ke udara Israel. Walupun terdapat superioritas cyber Israel. Namun lebih dari 5.000 roket dan rudal mereka mampu menembus Israel.”
Untuk itu, ia meminta dalam menghadapi berbagai perkembangan cepat dan tantangan yang dihadapi Israel, angkatan bersenjatanya harus berkembang lenbih cepat lagi. Ia juga menambahkan, kadang-kadang bila perlu melalui cara yang bertentangan dengan apa yang bisa diharapkan.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“IDF pada zaman modern adalah tentara yang sama sekali berbeda,” katanya.
“Kami lebih beruntung dari seluruh dunia dalam kemampuan digital oleh setidaknya 15 tahun. Kami kemampuan internet operasional terintegrasi yang memungkinkan komandan untuk melakukan apa pun di mana saja,” jelas petugas.
Tercatat hanya ada empat militer dunia selain Israel, yang memiliki kemampuan operasional terintegrasi internet cyber untuk melakukan apa pun dan di mana saja, yaitu : Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Iran. (T/P4/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza