Pejabat Israel Serukan Rampas 60% Wilayah Tepi Barat

, 4 Ramadhan 1437/9 Juni 2016 (MINA) – Seorang menteri dalam Otoritas Penjajah telah menyerukan warga diusir dari bagian Tepi Barat yang diduduki saat ini di bawah kendali Israel penuh.

Kepada Media Time of Israel, Menteri Pertanian penjajah Israel, Uri Ariel mengatakan bahwa Tel Aviv harus mencaplok “Area C”, mewakili wilayah 60% dari Tepi Barat di mana Palestina tidak memiliki kewenangan di wilayah itu sesuai ketentuan Persetujuan Oslo.

Perjanjian Oslo ditandatangani pada tahun 1993, perjanjian itu seolah-olah dimaksudkan untuk memberikan kerangka terkait ‘solusi dua negara’ untuk sengketa Arab-Israel, demikian Anadolu Agency (AA) melaporkannya.

Ariel, yang secara terbuka menentang sebuah negara merdeka Palestina, mengklaim bahwa pihaknya malah harus mengalokasikan dana mencapai 2,6 miliar Dolar AS untuk meningkatkan standar hidup bagi warga Palestina di Tepi Barat.

Naftali Bennet, Pemimpin Partai Permukiman Yahudi, sebelumnya juga telah menyerukan seluruh Tepi Barat secara resmi dianeksasi oleh Israel.

Saat ini, ada sekitar 400 ribu pemukim ilegal Israel tinggal di Area C, mengalami peningkatan hingga 300 ribu sejak Kesepakatan Oslo ditandatangani.

Sementara itu, PBB mengklaim bahwa pembangunan pemukiman ilegal Israel sebagai hambatan utama untuk kesepakatan damai Palestina-Israel di masa depan. (T/P011/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.