Bogor, 22 Sya’ban 1437/30 Mei 2016 (MINA) – Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar Palestina Indonesia Mr. Taher Hamad, memberikan sambutan selamat datang (tarhib) Ramadhan dalam tablig akbar di Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Ahad (29/5).
Taher Hamad menjabat selaku Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI), mengingat Duta Besar sebelumnya, Mr. Fariz Navi Mehdawi saat ini sudah alih tugas ke China sebagai Duta Besar Palestina di sana, dan sampai saat ini belum ada penggantinya.
Taher mengingatkan bahwa Ramadhan adalah bulan Al-Quran, sebagai petunjuk umat manusia, yang mengarahkan pada jalan kebaikan, katanya pada Tabligh Akbar Akhir Sya’ban di pesantren tersebut.
“Karenanya pada bulan Ramadhan jiwa kita Allah gerakkan untuk mudah melakukan amal kebaikan, dan badan kita pun Allah sehatkan,” katanya.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Ramadhan juga merupakan bulan pengabulan doa, bulan penyantunan hak-hak kaum dhuafa, dan bulan memperbanyak shadaqah, imbuhnya.
“Inilah bulan yang dapat mengantarkan kita ke surga. Bulan yang sangat membahagiakan, karena ada ampunan Allah di dalamnya,” ujarnya.
Hal yang lebih penting lagi, tambahnya, adalah bahwa bulan Ramadhan walaupun umat Islam sedang melakukan puasa, sesungguhnya adalah bulan jihad di jalan Allah.
Taher Hamad yang juga hadir sebagai peserta aktif pada International Conference Islamic Media (ICIM) di Jakarta Rabu-Kamis (25-26 Mei) menyebutkan, beberapa momentum jihad perang Islam justru berlangsung pada bulan Ramadhan. Ia menyebutkan seperti Perang besar Badar Al-Kubra dan Fathu Mekkah yang keduanya dipimpin oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Juga perang-perang berikutnya setelah masa Nabi, seperti Perang Ainun Jalut saat kaum Muslimin dapat mengalahkan bangsa Mongo pimpinan Hulaghu Khan, juga ketika pasukan Mesir dan Suriah bergabung mengalahkan pasukan Israel, pun berlagsung pada bulan Ramadhan.
Bulan Persatuan
Taher Hamad menambahkan, untuk itu, sekarang pun saat perjuangan kaum Muslimin di Palestina melawan penjajahan zionis Israel, saat bulan Ramadhan datang, umat Islam agar dapat memaknai keistimewaan Ramadhan dengan cara bersatu.
“Bulan berkah Ramadhan, umat Islam mesti bersatu dan menjauhi segala pertikaian. Umat Islam juga jangan sampai tersibukkan oleh isu-isu perbedaan,” tegasnya.
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
Apalagi sampai terjadi konflik berdarah sesama Muslimin seperti belangsung di Irak, Suriah, Yaman dan negeri-negeri Muslimlain nya, adalah akibat dari ulah konspriasi besar Zionis dalam melemahkan umat Islam.
“Mari sepanjang Ramadhan jadikan kesempatan untuk kaum Muslimin dapat merapatkan shaf, menyatukan barisan, demi menjaga negeri-negeri Muslim, serta menjaga darah dan kehormatan Muslimin,” tegasnya, diikuti teriakan “Allahu Akbar” dari puluhan ribu jamaah yang hadir dari berbagai provinsi di Indonesia dan dari luar negeri, di antaranya dari Malaysia, Filipina, Thailand, Gaza, dan Inggris.
Pondok Pesantren Al-Fatah di bawah binaan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang terdiri dari sekitar 20 cabang se-Indonesia, memberikan dukungan kuat bagi perjuangan bangsa Palestina dan pembebasan Al-Aqsha, secara formal dinyatakan dalam Ghazwah Fath Al-Aqsha pada 24 Sya’ban 1427 H. / 17 September 2006 M. di Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor.
Saat itu ribuan kaum Muslimin mengdakan longmarch cinta Al-Aqsha dari Pesantren Al-Fatah menuju Kedubes Palestina di Jakarta, menempuh jalan kaki pada malam hari sekitar 42 km. Sejak itu, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menjadikan Al-Aqsha sebagai prioritas perjuangannya, di antaranya melalui dukungan doa, moral, pernyataan, konferensi, aksi nyata, menggalang rekonsiliasi berbagai faksi perjuangan Palestina, bantuan infaq/donasi, hingga ziarah ke Masjid Al-Aqsha dan mengirimkan puluhan mujahid relawan untuk membangun Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza. (P4/P2)
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Mi’raj Islamic New Agency (MINA)