Pejabat PBB Akan Kunjungi Sri Lanka Terkait Kekerasan Massal

kekerasan-sri-langka-300x200.jpg" alt="" width="866" height="577" /> Petugas keamanan Sri Langka membersihkan jalan di Kandy usai aksi kekerasan massal (Foto: Xinhua)

Kolombo, MINA – Pejabat tinggi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jeffrey Feltman akan mengunjungi kota Kandy di Sri Lanka, di tengah insiden kekerasan massal. Dia akan bertemu dengan pemuka agama di sana pekan ini, kata juru bicara PBB.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres prihatin dengan laporan kekerasan massal di Sri Lanka dan mendesak dialog untuk memecahkan perbedaan tersebut, kata Juru Bicara Stephane Dujarric hari Selasa (6/3) saat mengumumkan kunjungan tersebut.

Kunjungan oleh Feltman, yang bertanggung jawab atas Urusan Politik di PBB, rencananya mulai hari Jumat (9/3) yang merupakan bagian dari keterlibatan PBB yang sedang berlangsung dengan Sri Lanka,” kata Dujarric, seperti dilaporkan The Asian Independent yang dikutip MINA, Rabu (7/3).

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Selama kunjungan tiga hari tersebut, Feltman juga akan bertemu dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dan perwakilan partai politik serta kelompok masyarakat sipil.

“Kami jelas prihatin atas laporan kekerasan massal yang sedang berlangsung, dan kami menyambut baik komitmen pemerintah untuk mengatasi ketegangan dan mencapai rekonsiliasi,” kata Dujarric.

PBB mendesak semua warga Sri Lanka untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog.

Hari Selasa (6/3), Maithripala Sirisena mengumumkan keadaan darurat selama 10 hari setelah bentrokan masal yang melibatkan umat Budha dan Muslim meletus di distrik Kandy.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Kekerasan tersebut meletus pada hari Ahad (4/3) setelah pemakaman seorang sopir truk Buddha Sinhala yang meninggal dunia setelah sebuah konfrontasi yang melibatkan umat Islam, menurut para pejabat.

Seorang pria Muslim dilaporkan terbunuh saat massa Sinhala menyerang rumah dan bisnis Muslim, membakar beberapa orang.

Pemerintah telah mengerahkan pasukan polisi dan militer untuk melakukan patroli terhadap titik-titik masalah potensial untuk mencegah kekerasan.

Pada bulan Februari dalam insiden lain, lima orang terluka dan beberapa toko dan sebuah masjid rusak dalam bentrokan yang melibatkan komunitas yang sama di Ampara di Sri Lanka timur. (T/B05/P2)

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Mi’raj News Agency (MINA)