Kabul, 19 Dzulhijjah 1436/3 Oktober 2015 (MINA) – Perwakilan khusus PBB untuk Afghanistan mengutuk serangan udara Amerika Serikat (AS) yang menargetkan rumah sakit di Kunduz, di mana terdapat banyak relawan medis dan pasien, Sabtu pagi (3/10).
“Saya mengutuk serangan udara di rumah sakit Medecins sans Frontieres (Dokter Tanpa Batas) di Kunduz dini hari tadi, mengakibatkan kematian dan cedera dari tenaga medis, pasien dan warga sipil lainnya,” kata Nicholas Haysom di Kabul.
“Dengan kesedihan mendalam kami mengkonfirmasi sejauh ini kematian sembilan orang MSF selama pemboman malam terakhir di rumah sakit MSF di Kunduz,” tulis organisasi amal itu di Twitter.
Organisasi menambahkan, sebanyak 37 orang terluka serius dan 19 di antaranya adalah staf MSF.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Dalam sebuah pernyataan, MSF mengumumkan saat serangan terjadi, sebanyak 105 pasien dan wali mereka berada di rumah sakit dan lebih 80 staf nasional dan internasional berada di rumah sakit.
Kolonel Brian Tribus dari pasukan AS mengakui bahwa serangan udara mungkin telah mengakibatkan kerusakan fasilitas medis terdekat.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kedutaan AS di Kabul menggambarkannya sebagai “insiden tragis”.
“Serangan udara AS di rumah sakit MSF telah menewaskan puluhan orang, gedung rumah sakit rusak sebagian,” kata Saad Mukhtar, Kepala Departemen Kesehatan Kunduz, kepada Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Dalam sebuah pernyataan, organisasi medis internasional itu mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk menghormati keselamatan relawan dan fasilitas medis.
“Kami mendesak semua pihak untuk menghormati keselamatan staf dan fasilitas kesehatan,” kata Bart Janssens, Direktur Operasional MSF.
Kota Kunduz telah berada di pusat pertempuran sengit antara pejuang Taliban dan pasukan pemerintah yang didukung oleh serangan udara internasional. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai