Beirut, MINA – Seorang Pejabat Senior gerakan perlawanan Hamas Palestina menolak klaim Zionis Israel dan para sekutunya bahwa Jalur Gaza tidak bisa diatur oleh siapapun, kecuali rakyatnya sendiri setelah berakhirnya perang.
Demikian Osama Hamdan Perwakilan Hamas di Lebanon dalam konferensi pers, Ahad (12/11) di Beirut. “Amerika Serikat dan Zionis Israel bahwa Gaza hanya akan diperintah oleh rakyatnya, dan tidak akan ada otoritas politik atau keamanan kecuali warga Palestina di sana,” kata Hamdan, demikian Press Tv.
Pernyataannya muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ketika perang Israel di Gaza berakhir, wilayah tersebut harus disatukan dengan Tepi Barat yang diduduki di bawah pemerintahan Otoritas Palestina.
Pada Sabtu lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menentang kembalinya Otoritas Palestina ke Gaza, semakin besarnya perbedaan pendapat antara rezim tersebut dan AS mengenai masalah ini.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
“Kami adalah bangsa merdeka yang tidak menerima perwalian dari siapapun, dan darah, nyawa kami akan menjadi harga kebebasan kami”.
“Jadi, selamatkan diri Anda dari kesulitan berpikir, dan pikirkan bagaimana cara turun dari pohon sebelum Anda terbakar,” kata Hamdan.
Ia mengkritik komunitas internasional, karena tidak melakukan apa pun dalam menanggapi serangan udara Israel di Rumah Sakit al-Ahli Arab, yang juga dikenal sebagai Rumah Sakit Baptis, bulan lalu.
“Neo-Nazi di Israel, melakukan pembantaian di Rumah Sakit Baptis di Kota Gaza pada 17 Oktober, yang menyebabkan sekitar 500 orang menjadi martir, dan sekitar 600 warga sipil serta anak-anak terluka. Dunia saat ini hanya diam dan tidak mempertanyakan pendudukan, juga tidak meminta pertanggungjawaban para penjahat,” kata Hamdan.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Dia menambahkan bahwa alih-alih mengutuk Israel, beberapa pendukung rezim tersebut malah mempromosikan kebohongannya dan memberinya lampu hijau untuk melakukan lebih banyak pembantaian. (R/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam