Riyadh, 3 Rabi’ul Awwal 1437/14 Desember 2015 (MINA) – Dua pejabat senior dari negara koalisi pimpinan Arab Saudi yang mendukung pemerintah Yaman telah tewas di dekat kota Taiz, pemerintah kedua negara mengumumkannya.
Kolonel Abdullah Al-Sahyan dari Arab Saudi dan Sultan Al-Ketbi dari Uni Emirat Arab tewas saat fajar Senin (14/12), saat mereka melaksanakan tugasnya dalam mengawasi operasi untuk membebaskan provinsi Taiz.
Kantor berita nasional Uni Emirat Arab, WAM, membenarkan kematian Ketbi. Al Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kematian keduanya terjadi menjelang gencatan senjata antara pemerintah Yaman dengan oposisi Houthi yang menguasai ibukota Sanaa.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Gencatan senjata disepakati bertepatan dengan pembicaraan damai yang didukung PBB untuk menyelesaikan perang Yaman.
Media yang pro-Houthi melaporkan, keduanya tewas dalam serangan roket di pantai Laut Merah.
Provinsi Taiz menjadi medan pertempuran sengit dalam konflik yang sudah berbulan-bulan, menghadap Selat Bab Al-Mandab antara Laut Merah dan Teluk Aden.
Sebelumnya pada Sabtu, Kolonel Sahyan bertemu Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi untuk menerima medali keberanian, menurut situs resmi Yaman Sabanews.net.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Dia diidentifikasi sebagai komandan pasukan Arab Saudi di Aden, ibukota sementara Yaman.
PBB mengatakan, lebih dari 5.800 orang telah tewas di Yaman, separuhnya adalah warga sipil.
Pada awal September, serangan rudal oposisi Houthi di pangkalan koalisi di timur provinsi Marib, Yaman, menewaskan 67 tentara koalisi, kebanyakan adalah tentara Emirat.
Sejauh ini setidaknya 80 orang, sebagian besar tentara dan penjaga perbatasan, telah tewas di Arab Saudi karena konflik Yaman.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Emirat sendiri mengatakan telah kehilangan hampir 70 prajurit sejauh ini. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata