Kabul, MINA – Pejabat tinggi dari pemerintah Taliban Afghanistan bertemu dengan menteri pertahanan Pakistan dan kepala mata-mata di Kabul pada Rabu (22/2).
Pertemuan itu berlangsung setelah beberapa hari penyeberangan perbatasan utama ditutup, dan ketika Islamabad menghadapi ancaman keamanan yang meningkat.
“Menteri Pertahanan Afghanistan Mullah Mohammed Yaqoob, dan Wakil Perdana Menteri untuk Urusan Ekonomi Mullah Abdul Ghani Baradar Akhund mengadakan pembicaraan dengan delegasi berpangkat tinggi Pakistan di ibu kota Afghanistan pada hari Rabu,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada Arab News, Kamis (23/2).
Ia mengatakan, kedua belah pihak membahas masalah di lapangan, khususnya titik persimpangan dengan Pakistan.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Delegasi Pakistan dipimpin oleh Menteri Pertahanan Khawaja Mohammed Asif, dan Nadeem Anjum, kepala Badan Intelijen Antar-Layanan.
“Delegasi Pakistan diyakinkan bahwa tidak ada yang akan menciptakan ancaman bagi Pakistan, dan pihak Pakistan juga harus memberi perhatian pada keamanan Afghanistan sampai hubungan ekonomi dan politik kedua negara dapat diperkuat,” kata Mujahid.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, Abdul Ghani Baradar mengatakan Pakistan dan Afghanistan adalah tetangga dan harus rukun.
“Masalah politik dan keamanan seharusnya tidak mempengaruhi masalah bisnis atau ekonomi,” bunyi pernyataan itu.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Pejabat Taliban juga menyerukan pembebasan warga Afghanistan yang ditahan di Pakistan, dan mendesak untuk memfasilitasi penumpang, pasien yang menyeberang di Torkham dan Spin Boldak selama pertemuan itu, dan jaminan diberikan bahwa pihak Pakistan akan mengatasi masalah tersebut.
Kementerian luar negeri Pakistan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa diskusi menyentuh hal-hal yang berhubungan dengan keamanan termasuk langkah-langkah kontra terorisme. (T/R6/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas