Baghdad, MINA – Para pejabat tinggi pemerintah Irak bertemu dengan para anggota terkemuka Hashsha-Shaabi, Senin (26/8), setelah serangan Israel terhadap pasukan paramiliter yang berisiko mengantarkan negara itu ke dalam perang proksi.
Serangan hari Ahad (25/8) menghantam posisi yang dikuasai oleh Brigade 45, sebuah unit Hashsha-Shaabi yang berbasis di dekat perbatasan barat Irak dengan Suriah, menewaskan seorang pejuang dan melukai satu orang lainnya.
Serangkaian insiden mencurigakan di pangkalan Hash selama bulan lalu telah memicu kekhawatiran kemungkinan konfrontasi antara Iran, Amerika Serikat, dan Israel di tanah Irak atau di wilayah udaranya.
Pada Senin, Presiden Irak Barham Saleh menjamu perdana menteri, ketua parlemen dan petinggi Hash untuk membahas ketidakstabilan, demikian Nahar Net melaporkan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Serangan-serangan ini adalah tindakan bermusuhan yang terang-terangan menargetkan Irak,” kata Presiden dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan bahwa “Kedaulatan Irak dan kesejahteraan rakyatnya adalah garis merah.”
Pada Senin malam, Hash mengatakan, mereka melihat pesawat tak berawak lain terbang di atas salah satu pangkalannya di provinsi utara Nineveh.
“Itu segera ditangani dengan menggunakan senjata anti-pesawat terbang. Pesawat tak berawak itu meninggalkan daerah itu,” kata Hash dalam sebuah pernyataan.
Insiden itu adalah yang ketujuh dalam rentetan ledakan dan penampakan pesawat tak berawak di pangkalan Hash di Irak sejak pertengahan Juli, yang tidak ada pihak mengaku bertanggung jawab. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan