Brussels, MINA – Kepala Urusan Bantuan Kkemanusiaan Komisi Uni Eropa telah mengakui penderitaan Rohingya yang tertindas di Myanmar dan cenderung menilainya sebagai “pembersihan etnis”.
“Kita harus meyakinkan pemerintah Myanmar bahwa hanya hak asasi manusia untuk setiap manusia. Saya setuju dengan Sekjen PBB (Antonio) Guterres bahwa mungkin satu-satunya deskripsi untuk situasi ini adalah pembersihan etnis,” kata Komisaris Urusan Bantuan Kemanusiaan Uni Eropa Christos Stylianides kepada Euronews Jumat (3/11) malam.
Pekan lalu ia melakukan kunjungan selama dua hari ke Bangladesh, mendatangi kamp-kamp pengungsian yang telah menampung lebih dari 607.000 orang Rohingya baru sejak 25 Agustus.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Para pengungsi tersebut melarikan diri dari sebuah operasi militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine. Tentara bersama polisi lokal dan warga Buddha Rakhine membunuh pria, wanita dan anak-anak, menjarah rumah dan membakar ratusan desa Rohingya.
Menurut Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hasan Mahmood Ali, sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam tindakan keras tersebut.
Rohingya telah digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia pada tahun 2012. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza