Amman, 18 Sya’ban 1438/15 Mei 2017 (MINA) – Menteri Luar Negeri dan Urusan Asing Yordania Ayman Safadi pada Ahad (15/5) bersama anggota Komite Eksekutif Kementerian Luar Negeri Mesir Sameh Shukri dan Pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat membahas upaya untuk memulai perundingan damai yang serius dan efektif dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel berdasarkan solusi dua negara.
Dalam pertemuan tersebut, yang diadakan atas arahan Raja Abdullah, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, para pejabat menegaskan bahwa perdamaian adalah pilihan strategis Arab yang digarisbawahi oleh Deklarasi Amman. Deklarasi dikeluarkan pada KTT Arab Maret lalu.
KTT tersebut telah meluncurkan Inisiatif Perdamaian Arab 2002 sebagai formula paling komprehensif untuk mencapai rekonsiliasi bersejarah antara semua negara Arab dan Israel, IINA melaporkan dikutip MINA, Ahad.
Para pejabat tersebut menekankan bahwa solusi dua negara, yang menjamin pembentukan sebuah negara Palestina merdeka berdasar 4 Juni 1967.dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya. Hidup dalam damai bersama Israel, merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian abadi, bunyi pernyataan.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dalam pertemuan tersebut, mereka juga meninjau hasil kunjungan pemimpin Arab ke Amerika Serikat dan perundingan “positif dan konstruktif”, tentang perlunya solusi damai untuk konflik Palestina-Israel.
Para pejabat tersebut mengatakan bahwa Yordania, Mesir, dan Palestina memuji komitmen Trump untuk bekerja dalam penyelesaian konflik dan mencapai perdamaian. Ketiga negera juga berjanji bahwa negara mereka akan bekerja sama dengan pemerintah AS dan memikul tanggung jawab penuh untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membuka cakrawala politik baru menuju kedamaian abadi.
Selanjutnya, para pejabat tersebut mengatakan bahwa konflik Palestina-Israel adalah inti ketegangan di wilayah dan untuk menemukan penyelesaian terhadapnya melalui solusi dua negara adalah dengan mengkondisikan terciptanya perdamaian dan stabilitas regional.
Pertemuan tersebut juga membahas masalah tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, yang melakukan mogok makan. Para pejabat mendesak Israel untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan dan tuntutan tahanan berdasarkan hukum internasional dan Konvensi Jenewa.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mereka juga meninjau kembali situasi di wilayah tersebut dan sepakat bahwa upaya harus ditingkatkan untuk mengakhiri krisis, menekankan kerja sama dengan masyarakat internasional dalam memerangi terorisme, yang merupakan ancaman umum yang harus dikalahkan.
Para pejabat sepakat untuk mengupayakan koordinasi menciptakan lingkungan yang tepat untuk mengakhiri situasi politik dalam proses perdamaian dan juga sepakat untuk mengadakan pertemuan berikutnya di Kairo dan kemudian di Palestina. (T/R07/RS2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka