Gaza, MINA – Para pejuang Palestina di Jalur Gaza pada Jumat (17/10) terus melanjutkan pencarian terhadap mayat para sandera Israel yang diyakini terkubur di bawah puing-puing bangunan yang hancur akibat agresi militer Zionis Israel selama lebih dari dua tahun terakhir.
Selama genosida yang terus berlangsung sejak Oktober 2023, gerakan perlawanan Hamas menyatakan bahwa militer zionis Israel telah membombardir sejumlah lokasi yang digunakan untuk menahan tawanan, yang menyebabkan kematian beberapa dari mereka tertimbun reruntuhan.
Rekaman video yang diambil oleh kantor berita Anadolu menunjukkan tiga buldoser sedang beroperasi di kota Khan Younis, Gaza selatan. Proses pencarian berlangsung lambat karena minimnya alat berat dan teknologi. Pejuang bersenjata tampak dikerahkan untuk mengamankan wilayah sekitar lokasi pencarian.
Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, pada Rabu (16/10), mengonfirmasi bahwa mereka sedang melakukan upaya serius untuk menyelesaikan pencarian mayat tawanan yang tersisa. Mereka menyebutkan perlunya peralatan dan teknologi khusus untuk menjangkau titik-titik yang diyakini sebagai lokasi jasad tawanan.
Baca Juga: Sabtu Dini Hari, Pasukan Israel Serang Al-Quds dan Tepi Barat
Sejak Senin (14/10), Hamas telah membebaskan 20 sandera Israel dalam keadaan hidup dan menyerahkan 10 mayat dari total 28 tawanan yang dinyatakan meninggal. Namun, menurut Zionis Israel, hanya ada 19 tawanan yang hilang, dan satu dari mayat yang dikembalikan tidak cocok dengan identitas para tawanan yang mereka catat.
Kesepakatan pertukaran tawanan ini dicapai pekan lalu antara Hamas dan penjajah Zionis Israel, sebagai bagian dari rencana yang disampaikan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump. Fase awal mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina. Rencana itu juga mencakup rekonstruksi Gaza dan pembentukan pemerintahan baru tanpa keterlibatan Hamas.
Sejak dimulainya agresi Zionis Israel pada Oktober 2023, lebih dari 68.000 warga Palestina telah gugur syahid, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan yang berlangsung tanpa henti itu telah membuat sebagian besar wilayah Gaza tidak dapat dihuni.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas: Pelucutan Senjata Tanpa Negara Palestina Akan Picu Kekacauan di Gaza