Gaza, MINA – Memperingati satu tahun serangan pejuang Palestina yang dikenal sebagai Operasi Badai Al-Aqsa (Tufanul Aqsa) pada 7 Oktober 2023 lalu, para pejuang perlawanan di Palestina mengumumkan tanggal tersebut sebagai “Hari Perlawanan Palestina.”
Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Hamas akhir pekan lalu, para pejuang tersebut menegaskan kembali komitmen mereka terhadap perjuangan kemerdekaan dan menolak perjanjian apapun dengan Israel hingga operasi militer Israel di Gaza berakhir.
Dalam pertemuan di Gaza untuk memperingati ulang tahun pertama serangan mendadak terhadap Israel, para pejuang menyatakan bahwa perjuangan masih berlanjut, dengan perlawanan yang tetap solid dan terkoordinasi di semua lini pertempuran.
“Kami salut kepada rakyat Palestina yang heroik dan perlawanan mereka yang bangga dan luhur, yang melalui ketabahan dan ketekunan mereka, menggagalkan rencana pendudukan,” ujar pernyataan tersebut dikutip dari The New Arab.
Baca Juga: Turkiye Konfirmasi Tolak Akses Wilayah Udara untuk Presiden Israel
Mereka juga mengungkapkan penghormatan kepada para syuhada, tahanan, dan pejuang yang terluka dalam perjuangan ini. Sejak dimulainya serangan Israel di Gaza tahun lalu, lebih dari 41.800 warga Palestina telah terbunuh, sementara hampir 96.844 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Kota-kota di Gaza telah berubah menjadi reruntuhan, dengan infrastruktur sipil seperti apartemen, sekolah, rumah sakit, dan jalan yang menjadi target serangan Israel. Meski mengalami kehancuran besar, para pejuang masih kokoh melawan penjajah Zionis Israel.
Di tengah perang yang terus berlanjut, Israel telah memperluas serangan ke Lebanon, membuat harapan untuk gencatan senjata semakin tipis. [An]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata