Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2020 Berakhir Dengan Optimisme

(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Pekan Diplomasi (EU Climate Diplomasi Week) di , yang diselenggarakan dari tanggal 24 Oktober hingga 6 November, ditutup dengan mencatat lebih dari 50.000 peserta yang menghadiri 35 aktivitas tentang perubahan iklim.

Pekan Iklim Diplomasi merupakan acara utama Uni Eropa yang diselenggarakan setiap tahunnya di berbagai belahan dunia untuk mendorong dialog dan kerjasama, menampilkan kisah-kisah sukses dan menginspirasi aksi lebih lanjut untuk memerangi perubahan iklim.

Sebagaimana keterangan resmi yang diterima MINA, Sabtu (7/11), 2020 di Indonesia mengambil tema utama “Act Today for Our Tomorrow (Beraksi Hari Ini untuk Masa Depan Kita).”

Acara tersebut menghadirkan berbagai aktivitas dengan menyoroti lima tema utama: hutan, laut, produksi dan konsumsi berkelanjutan, ekonomi hijau dan aksi iklim perkotaan.

Sebagai mitra dalam berbagai aktivitas adalah pemerintah Indonesia, kedutaan besar delapan negara anggota Uni Eropa (Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Polandia dan Swedia) dan Delegasi Uni Eropa, serta organisasi masyarakat sipil, kelompok kaum muda dan komunitas, sektor swasta, media, selebriti, pemimpin opini, aktivis lingkungan dan anak muda pejuang iklim.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket, menjelaskan, pada penyelenggaraan tahun ini, pihak berkolaborasi dengan 161 mitra.

Dia menilai, semua menunjukkan kepedulian terhadap perubahan iklim dan mereka memiliki komitmen tinggi untuk mencegahnya.

“Komitmen tersebut menggembirakan. Namun ini juga membuktikan bahwa perubahan iklim adalah isu kritis dan kita perlu untuk beraksi hari ini demi masa depan kita,” kata Dubes Piket.

Dia menyatakan bersama-sama, ke-27 Negara Anggota Uni Eropa memiliki banyak sekali pengetahuan yang dapat dimanfaatkan Indonesia dalam memerangi perubahan iklim.

Dia juga menyatakan, upaya memerangi perubahan iklim dan pandemi adalah prioritas utama kami untuk beberapa dekade mendatang.

“Pemerintah Negara-Negara Anggota Uni Eropa berkomitmen untuk ini, dan begitu juga perusahaan-perusahaan Eropa, termasuk 1.100 perusahaan yang telah berinvestasi di Indonesia dan memberikan lapangan pekerjaan kepada 1,1 juta orang,” ujarnya.

“Kami melihat Indonesia sebagai mitra prioritas utama untuk agenda pemulihan hijau,” tambah Dubes Piket.

Selama 14 hari terakhir, aktivitas umumnya berlangsung secara daring karena pandemi virus corona.

Pekan Diplomasi Iklim dipenuhi dengan diskusi para pakar, pembuat kebijakan dan para aktivis lingkungan yang membahas topik-topik menarik seperti konservasi hutan, penanggulangan pencemaran laut, gaya hidup berkelanjutan, pekerjaan ramah lingkungan dan efisiensi energi.

“Berkat kreativitas para mitra, kami tidak hanya mengadakan webinar dan talk show, tetapi juga menampilkan pertunjukan music dan fashion, pemutaran film, berbagai kompetisi, podcast, serta demo memasak dan menyeduh kopi,” kata Dubes Piket.

Pada acara penutupan, komikus Sheila Rooswitha Putri meluncurkan seri komik terkait lima tema Pekan Diplomasi Iklim tahun ini.

Komik-komik ini nantinya akan digunakan oleh Uni Eropa untuk meningkatkan kesadartahuan masyarakat Indonesia tentang perubahan iklim.

Acara penutup juga menampilkan musisi Tulus yang menyanyikan lagu “Gajah” untuk memotivasi masyarakat agar peduli terhadap lingkungan.

“Kepada semua mitra kami, terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasamanya. Ini adalah Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa ketiga di Indonesia, tetapi ini bukan yang terakhir,” kata Dubes Piket pada upacara penutupan, Jumat sore (6/11).

“Masalah perubahan iklim sangat memprihatinkan; banyak tugas kita di masa mendatang. Tidak satu pun dari kita dapat melakukan ini sendirian – kita semua harus memainkan peran untuk melawan perubahan iklim,” tegasnya.(R/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.