Jakarta, MINA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis kualitas udara di sejumlah wilayah di Sumatera yang terdampak asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Hasilnya, Pekanbaru menjadi wilayah terparah akibat terpapar asap sejak 9 September lalu.
“Untuk kualitas udara, di sini kita lihat, kandungan polutan yang ada di udara karena adanya asap atau terbakarnya lahan, yang ambang batasnya 150 mikron dengan pengukuran PM 10, kita melihat di Pekanbaru kondisinya sudah melampaui ambang batas,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada awak media di Graha BNPB, Sabtu (14/9).
Pada 13 September, kualitas udara di Pekanbaru melonjak sampai 300 mikron dari ambang batas 150 mikron. Menurut Dwikorita, inilah yang menjadi alasan mendesak mengapa BNPB perlu segera membuat hujan buatan, sambil menunggu awan-awan hujan muncul.
“Di lokasi lainnya, selain Pekanbaru itu ada Palembang dan Jambi. Pada 7 September lalu, kualitas udara di Jambi sempat pada ambang batas. Dan hari ini, 11 dan 13 September Jambi mulai melampaui ambang batas, walaupun belum banyak,” ujarnya.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Untuk hari ini, kata Dwikorita, sejak pukul 06.00 WIB kualitas udara mulai membaik. Kondisi kualitas udara tidak selalu sama dalam 24 jam, tetapi fluktuatif, naik-turun, demikian juga kondisi asap akibat karhutla yang menyebabkan sejumlah wilayah di Sumatera mengalami dampaknya.
“Saat ini kebetulan turun menuju kuning artinya sedang, tadinya merah. Yang saya sebut saat ini itu adalah jam enam pagi tanggal hari ini,” katanya.
Sementara untuk di wilayah Kalimantan adalah Sampit yang memiliki kualitas udara sangat buruk akibat terpapar asap karhutla. Malahan, kata Dwikorita, wilayah Sampit terpapar sudah sejak tanggal 4 September sudah berada di atas ambang batas.
“Nah saat ini Sampit melampaui ambang batas cukup jauh. Ini terus kita pantau untuk melakukan mitigasi bagaimana memadamkan api. Yang menjadi catatan kita adalah titik-titik api yang mulai bergeser ke selatan, yang tadinya mepet Serawak, sekarang bergeser ke selatan,” katanya. (L/R06/P2)
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung
Mi’raj News Agency (MINA)